ini musim rehat.bersenang-senang tapi,dalam hati "tetap semangat!" ha ha ha ha selamat-selamat-selamat-selamat-selamat-selamat-kita semua, "sehat2!"
disemberpun berakhir tahun baru tiba membawa janji dan harapan - mimpi yang datang dengan pengulangan, baru itu mungkin hanya pada kejadiannya. perubahan - ke arah baik atau buruk - kita semua akan melaluinya, kita semua sedang melakukannya, keputusan masih belum didapatkan, belum untuk tahun ini dan tahun2 yg berlalu. tahun depan, kadangkala waktu telah menjadi tidak penting lagi. atau waktu telah menjadi bahan benda yang diarcakan sebagai objek siap. bersiap. siapkah kita. atau seperti selalu, kita tidak pernah siap. arca waktu yang diperangkap ruang kesementaraan.
kehilangan, pemergian, perpisahan, kematian, kehancuran, keruntuhan, kemusnahan - ketiadaanlah akhirnya yang memberikan ia siap.tamat.perbuatan yang telah berakhir.seperti barangkali kerja tukang bina bangunan yang telah selesai setelah dapat tiap tingkat sub2 kontrak atas sub kon, bila ia tidak dikerjakan lagi.sehinggalah datang misal kata kecelakaan - runtuh bumbung - retak tembok - kemalangan, masih lagi cerita kehilangan. tapi ia belum selesai lagi kerana pertanggungjawaban belum diambil, perlu ada keadilan. benar, saat ini ia dekat dan jauh sekaligus menyatu pada hasrat, niat dan barangkali buat yang belum betul2 buat atau tekadnya lonjong belum benar2 bulat, atau kepenatan membulat, berhenti sejenak mengempis.
apapun sehingga kini belum kiamat lagi, jangan takut kita semua akan melaluinya. dalam sedih siksa kita masih dapat hidup riang meneruskan perjuangan, dalam duka lara kita tetap bernafas ria terus bergembira. disebalik kebangsaTan, ber"bahasa ria," aku istirehat menikmati suatu rahmat.
Thursday, December 31, 2009
Tuesday, December 22, 2009
Beyond Pressure 2: suatu laporan tak lengkap
Benar Disember ini terlalu panjang. saat aku memblog disember belum berakhir. gerak lakuku terlalu perlahan. segalanya juga seperti lambat, berat untuk meninggalkan - barangkali - tahun ini dan segala peristiwanya.
apapun aku telah kembali dari yangon. festival seni performans telah lama berakhir. Festival seni performans Beyond Pressure berjaya dianjurkan buat kali keduanya di kota Yangon, Burma. aku antara salah seorang daripada para pesertanya.
(gambar di bawah, aku sepertimana semua peserta lainnya sedang melalui proses penapisan oleh Myanmar National Censorship Board)
(gambar dibawah performans publik yg menarik, karya seniman dari Thailand, Chakkrit Chimnok - What is real n unreal?)
apapun aku telah kembali dari yangon. festival seni performans telah lama berakhir. Festival seni performans Beyond Pressure berjaya dianjurkan buat kali keduanya di kota Yangon, Burma. aku antara salah seorang daripada para pesertanya.
(gambar di bawah, aku sepertimana semua peserta lainnya sedang melalui proses penapisan oleh Myanmar National Censorship Board)
(gambar dibawah performans publik yg menarik, karya seniman dari Thailand, Chakkrit Chimnok - What is real n unreal?)
Thursday, December 3, 2009
melangkaui tekanan
aku di kota Rangon/Yangon, Burma/ Myanmar. ikut serta festival seni pertunjukan (performance art). tak banyak yg dapat aku catat, masa terlalu padat dengan kegiatan. internet pula tidak sepantas yang aku inginkan.
di sini, aku menikmati cahaya matahari dan dingin angin Disember. mungkin benar, seperti yg pernah disebut kawanku, Nazri tentang liriknya Counting Crows, "a long December and the reason to believe, maybe this year is better than the last."
www.beyondpressure.org
di sini, aku menikmati cahaya matahari dan dingin angin Disember. mungkin benar, seperti yg pernah disebut kawanku, Nazri tentang liriknya Counting Crows, "a long December and the reason to believe, maybe this year is better than the last."
www.beyondpressure.org
Friday, November 13, 2009
Wednesday, November 11, 2009
Yang memiliki keteguhan hati
(buat Azman dan Al Fatehah untukmu Azmi Haron*)
Siapakah yang teguh hatinya
pada malam gelap
di antara simpang Adela dan Sening
sepanjang jalan sempit menuju ke Pengerang
ke Teluk laut China Selatan, hujung benua, tanjungnya semenanjung.
Siapakah yang teguh hatinya
meratib ratapan
tangis air mata penghidupan dan nyawa,
yang telah tiada, tubuh kaku, luka-luka
tak berdarah, patah tulang-tulang rusuk dan organ-organ badan yang pecah.
Siapakah yang teguh hatinya
di tengah lautan
nasib tak pasti, nelayan menjaring ikan,
di darat tekong melukah rasuah berlimpah
mangsa itu mereka yang gagal menangkap seragam haram, pura-pura.
Siapakah yang teguh hatinya
menempuh dugaan
sabar menunggu di sebuah pelabuhan
berliku ribuan simpang, lurus melangkah,
melihat jurang terlalu dalam membeza, jauh sauh Kapal berlabuh.
Siapakah yang teguh hatinya
enggan mengira-ngira
besar keuntungan, suatu pelaburan
menimbun harta benda, menipis perasaan
tak ada makna papa atau kaya, bila tiba waktunya untuk pergi.
Siapakah yang teguh hatinya
di pengkebumian
mengambus liang, menghapus dengki dan hasad,
doa yang tertawa dengan lawak manusia,
nisan kayu, tangan ibu, bahagialah isteri dan anak-anakmu.
*Meninggal dunia pada Selasa, malam, 3 November 2009.
Kemalangan jalanraya dalam usia 43 tahun.
3:41 pagi, 11 November 2009, taman halaman, am punk.
Siapakah yang teguh hatinya
pada malam gelap
di antara simpang Adela dan Sening
sepanjang jalan sempit menuju ke Pengerang
ke Teluk laut China Selatan, hujung benua, tanjungnya semenanjung.
Siapakah yang teguh hatinya
meratib ratapan
tangis air mata penghidupan dan nyawa,
yang telah tiada, tubuh kaku, luka-luka
tak berdarah, patah tulang-tulang rusuk dan organ-organ badan yang pecah.
Siapakah yang teguh hatinya
di tengah lautan
nasib tak pasti, nelayan menjaring ikan,
di darat tekong melukah rasuah berlimpah
mangsa itu mereka yang gagal menangkap seragam haram, pura-pura.
Siapakah yang teguh hatinya
menempuh dugaan
sabar menunggu di sebuah pelabuhan
berliku ribuan simpang, lurus melangkah,
melihat jurang terlalu dalam membeza, jauh sauh Kapal berlabuh.
Siapakah yang teguh hatinya
enggan mengira-ngira
besar keuntungan, suatu pelaburan
menimbun harta benda, menipis perasaan
tak ada makna papa atau kaya, bila tiba waktunya untuk pergi.
Siapakah yang teguh hatinya
di pengkebumian
mengambus liang, menghapus dengki dan hasad,
doa yang tertawa dengan lawak manusia,
nisan kayu, tangan ibu, bahagialah isteri dan anak-anakmu.
*Meninggal dunia pada Selasa, malam, 3 November 2009.
Kemalangan jalanraya dalam usia 43 tahun.
3:41 pagi, 11 November 2009, taman halaman, am punk.
Tuesday, November 3, 2009
Al-Fatehah: Keteguhan hati telah pergi
mendapat berita, abangku, seorang nelayan, bekerja kampung di Pengerang telah pergi menghadap Ilahi, Al Fatehah buatmu Azmi.
Sunday, November 1, 2009
STJ: Mimpi Yusof dan sebuah sumur
Setiap orang duduk dalam dunia yang dihasrat inginkan dan kenyataan hidup yang didapatkan. Antara yang ideal dan yang real, kita cuba mencari keseimbangan. Itulah yang aku hayati dalam buku Sembang Tepi Jalan (STJ), kumpulan tulisan Meor Yusof Azidin, insan seniman trovador, yang cukup aku hormati.
STJ, gebang kaki limanya berhabuk busuk, jalanan jalang yang sayu bernafaskan irama lagu sedih dan “kemurungan.” Memang benar, hebat atau tidak itu hanya persepsi atau bersifat sementara. Sekarang kita berbicara di ruang kesementaraan, besok atau masa depan itu, bukan ceritanya. Sekarang ini bagaimana? Biarpun selesai titik tanya itu, sekarang telah hilang, menjadi yang lepas, tapi tunggulah hingga selesai tulisan ini dulu.
“Meor seorang pemuzik, tetapi buku ini, menunjukkan Meor seorang penulis,” begitu lebih kurang ingatanku mengimbau kata-kata penyair Pyanhabib, sewaktu dia melancarkan STJ, terbitan Oxigen Media, kira-kira seminggu yang dulu.
Dalam tulisan ini, suatu yang janggal, aku ingin memanggilnya Yusof. Tulisan ini tidaklah neutral dan seimbang. Barangkali juga tempang, dan tidak semutlaknya menggambarkan STJ dan Yusof. Melihat rupaku orang sudah tahu, tak ada berkecualinya sampah seperti aku ini. Tapi aku peduli apa. Yusof guru gitarku (aku belajar sikit-sikit saja, di bibir air, tak sanggup ke laut lepas, kemudian tak sempat habis belajar, apatah lagi dengan tidak wajar, pengajarannya tidak berbayar pula). Sebagai seorang yang kunun-kununnya mengenal Yusof, pastilah aku akan menyebelahi, mempertahan dan seboleh yang mungkin mengulas yang baik-baik belaka tentang buku ini.
Dia bukan sembarangan Yusof yang mencari sebarang sumur. Dia adalah Meor Yusof Azidin yang tercampak (dicampak atau terjun) ke dalam sumur. Cukup jauh ke dasar bumi, tapi jelas, dia tahu, dari cahaya dia terdampar ke dalam kegelapan. Maka berdiamlah dia seketika. Tangis air mata, derita luka berdarah dan kelaparan. Dia tidur dan menemui mimpi-mimpi bahagia.
Yusof sebenarnya adalah gejala pasca moden. Manusia yang hidup dalam tradisi masa lalu dan kemodenan masa kini. Tidak, dia bukannya seorang penghidap skizophrenia budaya, orang-orang ragu seperti aku yang keliru kebingungan dan tidak tentu untuk memilih antara warisan silam yang tersisa dengan limpahan kemodenan yang menyerang, akhirnya tidak peduli, menjadi bangsat di jalan sesat, dipinggir dan terasing, apa ada hal kan, landasan masing-masing, nak sangat, nah kau dapat.
Malah tulisan-tulisan dalam STJ memperlihatkan Yusof berdiri (atau duduk atau berbaring atau meniarap atau apa saja kedudukakannya, tidak mungkin berlari) di tengah-tengah titik keseimbangan antara yang lampau lepas dengan yang kini. “Aku berada di antara langit dan bumi,” suatu hal yang bukan mudah sebenarnya. Berpusatkan pada diri (the self), dia fasih merungkai Beetles, Nick Drake dengan hikayat Mahabrata atau Pink Floyd dan Ghazal Nawaz. Atau falsafah Osho, ajaran Budha dengan berbagai ragam taksiran Islam. Atau dia dapat mengenal yang mana rahsia dan yang mana untuk diketahui umum.
Apapun, Yusof memerikan kita perihal identiti dan pencarian untuk menjadi diri sendiri. Suatu yang amat susah sebenarnya. Dia tidak sukakan ketidakjujuran, tulisnya “aku setuju kalau kita meletakkan kebenaran itu ditempat teratas. Walau ia menyakitkan, walau ia menyedihkan, walau ianya pahit, walau ianya manis dan walau ianya membodohkan.”
“Manusia-manusia hari ini hanya mempermainkan nilai kekuasaan Tuhan,” begitu Yusof menyanggah golongan politik yang mempolitikkan bangsa dan agama untuk kepentingan peribadi.
STJ mengalunkan kisah-kisah dan kefahaman diri Yusof, insan, “pengembara,” yang mengamat hasad dan jasad dunia benda (matterialisme), lantas menikmati murni dan seni dunia kerohanian (spirituality). STJ suatu catatan berat (ringan penyampaiannya) serta sarat dengan kiasan (idioms) tentang cinta dan politiknya, tentang hidup dan perjalanannya, tentang muzik dan keindahannya, tentang keluarga dan tanggungjawabnya, tentang suara “lara ria”, tentang tempat dan habitatnya, tentang manusia, kemanusiaan dan ketuhanannya.
“Aku mengakui aku sememangnya bodoh,” suatu ayat mengejek diri sendiri (self parody) tapi mengingatkan aku pada ‘Wisdom of the idiot’. Apabila sudah seimbang, tak ada lagi yang bertentangan maknanya (oxymoron). Yusof sebenarnya faham akan kenyataan hidupnya sebagai seorang manusia. Merendah diri sememangnya amat baik, melatih hati untuk tidak jadi angkuh. Dalam Aku 1, Yusof mencoret, “maaf, sehingga hari ini aku masih tidak pasti adakah aku ini seorang artis atau tidak.” Jawabku, mestilah!
Setakat ini, Yusof telah menempuh rintangan getir, ujian duka dan lara kesengsaraan dalam menyeimbangkan kewujudan dirinya sebagai seorang ayah, seorang suami, seorang anak, seorang kawan, seorang busker, seorang pemuzik, seorang pelajar, seorang guru, seorang penulis, seorang seniman (artiste), seorang yang berfikir, seorang warga, juga seorang kekasih pada cinta Tuhannya. Hey ramai yang belum tahu, dia juga seorang pelukis.
Seorang Yusof sebenarnya cukup sabar, perlahan-lahan dengan ketabahan dia dapat memanjat keluar dari perigi yang cukup dalam dan gelap itu. Aku percaya, luka dan kesakitan pasti akan sembuh akhirnya. Perjuangan kelangsungan hidup ‘berseni’ yang bukan mudah ini mesti diteruskan. Perjalanan seorang Meor Yusof Azidin belum lagi berakhir hanya dengan penerbitan buku STJ. Malah kita mengharapkan pada masa mendatang, dia akan terus menulis buku-buku, lirik dan menggubah lagu, merakam album dan terus bernyanyi (di manapun jua) sebagai khazanah kesenian yang nilainya bukan hanya dapat diukur dengan kejayaan dagang, keuntungan wang ringgit. Biarpun tidak rugi dan tidak salah kiranya untuk mendapat laba, asal betul caranya. Kalaupun dia tidak memerlukannya, “aku tetap menerima seadanya,” tetapi kita perlu menyokongnya.
Jadi apa ditunggu lagi, cari buku STJ dan belilah!
(Tahniah Oxygen Media dan penerbit Faisal Mustaffa, juga kawan-kawan lingkungan Frinjan – Ruhayat X, Zulhabri.com, Alina, Hegira atas giat usaha mereka)
STJ, gebang kaki limanya berhabuk busuk, jalanan jalang yang sayu bernafaskan irama lagu sedih dan “kemurungan.” Memang benar, hebat atau tidak itu hanya persepsi atau bersifat sementara. Sekarang kita berbicara di ruang kesementaraan, besok atau masa depan itu, bukan ceritanya. Sekarang ini bagaimana? Biarpun selesai titik tanya itu, sekarang telah hilang, menjadi yang lepas, tapi tunggulah hingga selesai tulisan ini dulu.
“Meor seorang pemuzik, tetapi buku ini, menunjukkan Meor seorang penulis,” begitu lebih kurang ingatanku mengimbau kata-kata penyair Pyanhabib, sewaktu dia melancarkan STJ, terbitan Oxigen Media, kira-kira seminggu yang dulu.
Dalam tulisan ini, suatu yang janggal, aku ingin memanggilnya Yusof. Tulisan ini tidaklah neutral dan seimbang. Barangkali juga tempang, dan tidak semutlaknya menggambarkan STJ dan Yusof. Melihat rupaku orang sudah tahu, tak ada berkecualinya sampah seperti aku ini. Tapi aku peduli apa. Yusof guru gitarku (aku belajar sikit-sikit saja, di bibir air, tak sanggup ke laut lepas, kemudian tak sempat habis belajar, apatah lagi dengan tidak wajar, pengajarannya tidak berbayar pula). Sebagai seorang yang kunun-kununnya mengenal Yusof, pastilah aku akan menyebelahi, mempertahan dan seboleh yang mungkin mengulas yang baik-baik belaka tentang buku ini.
Dia bukan sembarangan Yusof yang mencari sebarang sumur. Dia adalah Meor Yusof Azidin yang tercampak (dicampak atau terjun) ke dalam sumur. Cukup jauh ke dasar bumi, tapi jelas, dia tahu, dari cahaya dia terdampar ke dalam kegelapan. Maka berdiamlah dia seketika. Tangis air mata, derita luka berdarah dan kelaparan. Dia tidur dan menemui mimpi-mimpi bahagia.
Yusof sebenarnya adalah gejala pasca moden. Manusia yang hidup dalam tradisi masa lalu dan kemodenan masa kini. Tidak, dia bukannya seorang penghidap skizophrenia budaya, orang-orang ragu seperti aku yang keliru kebingungan dan tidak tentu untuk memilih antara warisan silam yang tersisa dengan limpahan kemodenan yang menyerang, akhirnya tidak peduli, menjadi bangsat di jalan sesat, dipinggir dan terasing, apa ada hal kan, landasan masing-masing, nak sangat, nah kau dapat.
Malah tulisan-tulisan dalam STJ memperlihatkan Yusof berdiri (atau duduk atau berbaring atau meniarap atau apa saja kedudukakannya, tidak mungkin berlari) di tengah-tengah titik keseimbangan antara yang lampau lepas dengan yang kini. “Aku berada di antara langit dan bumi,” suatu hal yang bukan mudah sebenarnya. Berpusatkan pada diri (the self), dia fasih merungkai Beetles, Nick Drake dengan hikayat Mahabrata atau Pink Floyd dan Ghazal Nawaz. Atau falsafah Osho, ajaran Budha dengan berbagai ragam taksiran Islam. Atau dia dapat mengenal yang mana rahsia dan yang mana untuk diketahui umum.
Apapun, Yusof memerikan kita perihal identiti dan pencarian untuk menjadi diri sendiri. Suatu yang amat susah sebenarnya. Dia tidak sukakan ketidakjujuran, tulisnya “aku setuju kalau kita meletakkan kebenaran itu ditempat teratas. Walau ia menyakitkan, walau ia menyedihkan, walau ianya pahit, walau ianya manis dan walau ianya membodohkan.”
“Manusia-manusia hari ini hanya mempermainkan nilai kekuasaan Tuhan,” begitu Yusof menyanggah golongan politik yang mempolitikkan bangsa dan agama untuk kepentingan peribadi.
STJ mengalunkan kisah-kisah dan kefahaman diri Yusof, insan, “pengembara,” yang mengamat hasad dan jasad dunia benda (matterialisme), lantas menikmati murni dan seni dunia kerohanian (spirituality). STJ suatu catatan berat (ringan penyampaiannya) serta sarat dengan kiasan (idioms) tentang cinta dan politiknya, tentang hidup dan perjalanannya, tentang muzik dan keindahannya, tentang keluarga dan tanggungjawabnya, tentang suara “lara ria”, tentang tempat dan habitatnya, tentang manusia, kemanusiaan dan ketuhanannya.
“Aku mengakui aku sememangnya bodoh,” suatu ayat mengejek diri sendiri (self parody) tapi mengingatkan aku pada ‘Wisdom of the idiot’. Apabila sudah seimbang, tak ada lagi yang bertentangan maknanya (oxymoron). Yusof sebenarnya faham akan kenyataan hidupnya sebagai seorang manusia. Merendah diri sememangnya amat baik, melatih hati untuk tidak jadi angkuh. Dalam Aku 1, Yusof mencoret, “maaf, sehingga hari ini aku masih tidak pasti adakah aku ini seorang artis atau tidak.” Jawabku, mestilah!
Setakat ini, Yusof telah menempuh rintangan getir, ujian duka dan lara kesengsaraan dalam menyeimbangkan kewujudan dirinya sebagai seorang ayah, seorang suami, seorang anak, seorang kawan, seorang busker, seorang pemuzik, seorang pelajar, seorang guru, seorang penulis, seorang seniman (artiste), seorang yang berfikir, seorang warga, juga seorang kekasih pada cinta Tuhannya. Hey ramai yang belum tahu, dia juga seorang pelukis.
Seorang Yusof sebenarnya cukup sabar, perlahan-lahan dengan ketabahan dia dapat memanjat keluar dari perigi yang cukup dalam dan gelap itu. Aku percaya, luka dan kesakitan pasti akan sembuh akhirnya. Perjuangan kelangsungan hidup ‘berseni’ yang bukan mudah ini mesti diteruskan. Perjalanan seorang Meor Yusof Azidin belum lagi berakhir hanya dengan penerbitan buku STJ. Malah kita mengharapkan pada masa mendatang, dia akan terus menulis buku-buku, lirik dan menggubah lagu, merakam album dan terus bernyanyi (di manapun jua) sebagai khazanah kesenian yang nilainya bukan hanya dapat diukur dengan kejayaan dagang, keuntungan wang ringgit. Biarpun tidak rugi dan tidak salah kiranya untuk mendapat laba, asal betul caranya. Kalaupun dia tidak memerlukannya, “aku tetap menerima seadanya,” tetapi kita perlu menyokongnya.
Jadi apa ditunggu lagi, cari buku STJ dan belilah!
(Tahniah Oxygen Media dan penerbit Faisal Mustaffa, juga kawan-kawan lingkungan Frinjan – Ruhayat X, Zulhabri.com, Alina, Hegira atas giat usaha mereka)
Thursday, October 29, 2009
DUN Perak: Kenyataan Amnesty
AMNESTY INTERNATIONAL MALAYSIA
KENYATAAN AKHBAR – 28 OCTOBER 2009
HENTIKAN PENGGUNAAN INJUNKSI UMUM BAGI MENEKAN HAK RAKYAT
Amnesty International Malaysia amat prihatin dengan penggunaan injuksi umum yang diperolehi oleh pihak polis untuk persidangan 28 Oktober Dewan Undangan Negeri Perak. Kami khuatir mengenai kekerapan penggunaan perintah injunksi ke atas orang awam kerana ia adalah arbitrari dan membenarkan penyalahgunaan kuasa tangkap dan tahan, kerana perintah mahkamah ini membenarkan penangkapan dan penahanan orang awam di dalam sesuatu kawasan tanpa kehadiran proses yang wajar dan pemeriksaan fakta.
Amnesty International Malaysia mengetahui bahawa ini bukan kali pertama polis memperoleh perintah mahkamah sebegini. Ia sudah menjadi amalan polis untuk memudahkan tindakan keras besar-besaran menentang perhimpunan aman dan untuk membuat penangkapan menyeluruh secara arbitrari. Injunksi terhadap semua rakyat Malaysia ini merupakan satu ejekan yang ditujukan kepada sistem keadilan kita. Ini adalah kerana permohonan sebegini dipinta dan diberikan hanya berdasarkan prasangka dan permohonan dari satu pihak dan menghalang hak pihak yang lain ke atas perbicaraan yang adil di dalam mahkamah terbuka dan dari menjawab dakwaan dan alasan polis.
Amnesty berpendapat bahawa perintah mahkamah itu diperolehi semata-mata untuk menumpas dan menundukkan kebebasan bersuara dan kebebasan berhimpun secara aman. Permohonan ini memberi kuasa arbitrari kepada polis untuk menahan rakyat yang mempraktikkan hak asasi mereka berdasarkan Perlembagaan Negara. Perintah mahkamah itu juga memberi polis kuasa tidak terhad dan membolehkan penyalahgunaan kuasa tersebut. Perintah tersebut akan mendedahkan rakyat kepada risiko penangkapan, penahanan rambang, penyiksaan atau layanan atau tindakan yang zalim, dan pendakwaan selektif. Kami berpendapat bahawa perintah mahkamah ini menundukkan kebebasan asasi perhimpunan dan pergerakan yang dijamin oleh Perlembagaan Persekutuan Malaysia dan Pengisytiharan Hak Asasi Manusia Sejagat (UDHR).
Amnesty International Malaysia ingin mengingatkan polis Malaysia tentang kewajipan statutori mereka untuk melindungi kepentingan dan hak asasi rakyat. Artikel 5, Kod Etika Pegawai Penguatkuasa Undang- Undang Bangsa- Bangsa Bersatu menjelaskan: ‘Tiada sebarang pegawai penguatkuasa undang-undang boleh melakukan, menghasut atau membiarkan apa- apa tindakan aniaya atau zalim, sifat tidak berperikemanusiaan atau penghinaan atau hukuman, dan juga tiada pegawai penguatkuasa yang boleh melaksanakan perintah pegawai atasan atau mengisytiharkan keadaan luar biasa seperti ancaman ke atas keselamatan negara, ketidakstabilan politik dalam negeri atau apa- apa darurat awam sebagai alasan untuk penganiayaan atau apa-apa kezaliman, sifat tidak berperikemanusiaan atau penghinaan atau hukuman.’
Amnesty International Malaysia berpendapat bahawa amalan polis di Malaysia mesti mematuhi dan mengikuti tahap kepatuhan yang tinggi dalam pengamalan hak asasi. Semua amalan dan perlaksanaan perintah perlu dengan jelas mencerminkan dan menunjukkan kepatuhan kepada hak asasi. Orang awam perlu diberikan perkhidmatan yang professional, bertanggungjawab dan berdasarkan hak asasi. Kami meminta pihak polis Malaysia untuk menghormati hak asasi rakyat Malaysia dan menghentikan amalan mendapatkan perintah mahkamah unilateral untuk bertindak keras terhadap perhimpunan aman di Malaysia.
K. Shan , Penyelaras Kempen
--
Nora Murat
Executive DirectorAmnesty International MalaysiaTel: 603 7955 2680Fax: 603 7955 2682www.aimalaysia.org
KENYATAAN AKHBAR – 28 OCTOBER 2009
HENTIKAN PENGGUNAAN INJUNKSI UMUM BAGI MENEKAN HAK RAKYAT
Amnesty International Malaysia amat prihatin dengan penggunaan injuksi umum yang diperolehi oleh pihak polis untuk persidangan 28 Oktober Dewan Undangan Negeri Perak. Kami khuatir mengenai kekerapan penggunaan perintah injunksi ke atas orang awam kerana ia adalah arbitrari dan membenarkan penyalahgunaan kuasa tangkap dan tahan, kerana perintah mahkamah ini membenarkan penangkapan dan penahanan orang awam di dalam sesuatu kawasan tanpa kehadiran proses yang wajar dan pemeriksaan fakta.
Amnesty International Malaysia mengetahui bahawa ini bukan kali pertama polis memperoleh perintah mahkamah sebegini. Ia sudah menjadi amalan polis untuk memudahkan tindakan keras besar-besaran menentang perhimpunan aman dan untuk membuat penangkapan menyeluruh secara arbitrari. Injunksi terhadap semua rakyat Malaysia ini merupakan satu ejekan yang ditujukan kepada sistem keadilan kita. Ini adalah kerana permohonan sebegini dipinta dan diberikan hanya berdasarkan prasangka dan permohonan dari satu pihak dan menghalang hak pihak yang lain ke atas perbicaraan yang adil di dalam mahkamah terbuka dan dari menjawab dakwaan dan alasan polis.
Amnesty berpendapat bahawa perintah mahkamah itu diperolehi semata-mata untuk menumpas dan menundukkan kebebasan bersuara dan kebebasan berhimpun secara aman. Permohonan ini memberi kuasa arbitrari kepada polis untuk menahan rakyat yang mempraktikkan hak asasi mereka berdasarkan Perlembagaan Negara. Perintah mahkamah itu juga memberi polis kuasa tidak terhad dan membolehkan penyalahgunaan kuasa tersebut. Perintah tersebut akan mendedahkan rakyat kepada risiko penangkapan, penahanan rambang, penyiksaan atau layanan atau tindakan yang zalim, dan pendakwaan selektif. Kami berpendapat bahawa perintah mahkamah ini menundukkan kebebasan asasi perhimpunan dan pergerakan yang dijamin oleh Perlembagaan Persekutuan Malaysia dan Pengisytiharan Hak Asasi Manusia Sejagat (UDHR).
Amnesty International Malaysia ingin mengingatkan polis Malaysia tentang kewajipan statutori mereka untuk melindungi kepentingan dan hak asasi rakyat. Artikel 5, Kod Etika Pegawai Penguatkuasa Undang- Undang Bangsa- Bangsa Bersatu menjelaskan: ‘Tiada sebarang pegawai penguatkuasa undang-undang boleh melakukan, menghasut atau membiarkan apa- apa tindakan aniaya atau zalim, sifat tidak berperikemanusiaan atau penghinaan atau hukuman, dan juga tiada pegawai penguatkuasa yang boleh melaksanakan perintah pegawai atasan atau mengisytiharkan keadaan luar biasa seperti ancaman ke atas keselamatan negara, ketidakstabilan politik dalam negeri atau apa- apa darurat awam sebagai alasan untuk penganiayaan atau apa-apa kezaliman, sifat tidak berperikemanusiaan atau penghinaan atau hukuman.’
Amnesty International Malaysia berpendapat bahawa amalan polis di Malaysia mesti mematuhi dan mengikuti tahap kepatuhan yang tinggi dalam pengamalan hak asasi. Semua amalan dan perlaksanaan perintah perlu dengan jelas mencerminkan dan menunjukkan kepatuhan kepada hak asasi. Orang awam perlu diberikan perkhidmatan yang professional, bertanggungjawab dan berdasarkan hak asasi. Kami meminta pihak polis Malaysia untuk menghormati hak asasi rakyat Malaysia dan menghentikan amalan mendapatkan perintah mahkamah unilateral untuk bertindak keras terhadap perhimpunan aman di Malaysia.
K. Shan , Penyelaras Kempen
--
Nora Murat
Executive DirectorAmnesty International MalaysiaTel: 603 7955 2680Fax: 603 7955 2682www.aimalaysia.org
dalam jurang
sementara ini, aku terjerumus ke dalam jurang. sebenarnya tidaklah begitu dalam. tapi yang namanya jurang itu, pastilah perlu usaha untuk naik ke tebing. dan aku memilihnya untuk naik memanjat perlahan-perlahan. tak ada lif di jurang ini.
sementara ini aku hidup dalam jurang digital, terputus sambungan ke dunia luas internet.
dan aku sangat sukakan pengalaman2 sebegini, untuk aku selalu diingatkan akan hakikat kesementaraan.
ss: sabtu ini Al Fatehah Memali, akan ditayangkan dalam siri akhir jelajah freedom film fest, anjuran komas di holiday inn, jb, sesiapa ada kelapangan silalah datang. aku belum pasti dapat hadir atau tidak kerana poket yg kekeringan, dan aku baru belajar berjimat cermat - bukan kedekut.
sementara ini aku hidup dalam jurang digital, terputus sambungan ke dunia luas internet.
dan aku sangat sukakan pengalaman2 sebegini, untuk aku selalu diingatkan akan hakikat kesementaraan.
ss: sabtu ini Al Fatehah Memali, akan ditayangkan dalam siri akhir jelajah freedom film fest, anjuran komas di holiday inn, jb, sesiapa ada kelapangan silalah datang. aku belum pasti dapat hadir atau tidak kerana poket yg kekeringan, dan aku baru belajar berjimat cermat - bukan kedekut.
Tuesday, October 27, 2009
pecah rumah mimpi
semalam rumahku dimasuki pencuri (sebenarnya belum lagi mencuri, agak tak wajar memanggilnya pencuri). baru menonjol kepalanya di tingkap dapur yg berjaya dipotong grill besi atau dicabutnya. yg mampu kulakukan hanyalah menyergah, hoii. dia lari, menyelinap di celah pagar yg telah robek dan tak jauh kudengar bunyi enjin motorsikal dihidupkan, dia berlalu pergi dan kalau sempat, mungkin akan datang lagi.
rumah ini, hanya ada mimpi, tiap tidurku bermimpi. siapa dia yg dtg itu? dari mana dia? punya rumahkah dia? apa yg mendorongnya sanggup berbuat kerja2 nekad begitu? kenapa?
aku hanya menjangka, dia hidup dalam lingkaran ganas kemiskinan atau ketagihan yang tidak tertahan-tahan, hidupnya di antara rumah-rumah mimpi - yg dipecah masuk, mendapat untung tak seberapa, pecah lagi, tertangkap, di lokap, di penjara, di pusat, keluar dan cuba lagi memecahkan rumah-rumah mimpi.
sampai bila?
semua orang, ingin bermimpi bahagia.
SS: takziah buat keluarga tragedi perkhemahan 1Malaysia, jambatan digantung ketamakan rasuah, inilah jadinya.
rumah ini, hanya ada mimpi, tiap tidurku bermimpi. siapa dia yg dtg itu? dari mana dia? punya rumahkah dia? apa yg mendorongnya sanggup berbuat kerja2 nekad begitu? kenapa?
aku hanya menjangka, dia hidup dalam lingkaran ganas kemiskinan atau ketagihan yang tidak tertahan-tahan, hidupnya di antara rumah-rumah mimpi - yg dipecah masuk, mendapat untung tak seberapa, pecah lagi, tertangkap, di lokap, di penjara, di pusat, keluar dan cuba lagi memecahkan rumah-rumah mimpi.
sampai bila?
semua orang, ingin bermimpi bahagia.
SS: takziah buat keluarga tragedi perkhemahan 1Malaysia, jambatan digantung ketamakan rasuah, inilah jadinya.
Tuesday, October 20, 2009
SS no.19:Hari Hartal 08: Al Fatehah Shamsiah Fakeh
(gambar oleh aminiskandar.com)
Jam sembilan pagi hari hartal 20 Oktober
tapi ini tahun 2008 – enam puluh satu tahun kemudian
dia menghembuskan
nafasnya yang penghabisan,meninggalkan
sejarah besar
dan khalayak yang kecil
memberi hormatpada tamat
jalan hidupnya;di kuburan
pokok nangka
rumpun pandan dan pohon kelapa,berkumpul
dua tiga orang anak-anaknya,menangis
dua tiga orang cucu-cucunya,sedikit sahabat-handai
sedikit keluargadua tiga kerat pemimpin
dan sedikit peminat
bersedih-sedihan mengalirkan air mata.
sedikit musuhnya Bernama RTM-tiba-tiba membawa berita tanpa tipu setelah hayatnya tiada-setelah helah bertahun-tahun dia dihitamkan tanpa putih,
paling kurang menjadi kelabu pun tak ada
dan parti telah lama membuangnya.
benar ini bandar
ada urusan dan alasan ada mesyuarat dan persidangan ada kerja dan kesibukan ada janji dan pertemuan ada parti berseronok dan parti politik apalah pentingnya jenazah tanpa nyawa“kita ambil hikmahnya belajar sejarahnya, itu yang utama.”ah, kuburan tanda kematian pengkebumian itu ritual agama
adat resam dan budaya.
aku memang dah tak ada kerja lain
bolehlah menyibuk-nyibukkan diri,
kalau tidakpun
aku hanya
melepak dan berkhayal dan bermimpi dan bercakap dan membebel
tentang revolusi yang tak pernah jadi-jadi.
"awan gelap bergumpal hodoh" keruh langit
meratapi
pemergian seorang tokoh,
benar juga ini bukan pesta keramaian
tidak perlu berdedai-dedai
manusia seperti keldai
berbaris
memberi tabik hormat,tidak perlu dipaksa semua ini,dia bukan jenderal atau menteri atau longgokan bangkai-bangkai di makam-makam mahal atau artifak awetan dalam muzium penuh prestij, ada kelas dan tinggi martabat itu.
dingin selepas asar waktu arab kasar hujan berat dan angin kuat kencang bertiup lembut tanah basah kampung malaysia raya mengambus jasadnya di sana mata air sungai besi begitulah keras hatinya seperti waja keluli.
Kesedihanpun mengalir dalam hatiku seorang laki-laki yang lemah tak berdaya berdepan dengan sejarah dan cerita gagahnya aku hanya berkata-kata, bercakap, menjerit terlolong terhoyong-hayang meneguk alkohol, memegang botol-botol kecewa sambil melukis atau menulis-nulis puisi cinta dan benci.
Kau tahu, suatu waktu dia cukup garang bersuara melaungkan revolusi merdeka ibu pertiwi seorang perempuan penuh api di dada jiwa yang luas, fikiran yang cerdas otakku semakin kerdil dibuatnya aku hanya bersemangat buas, tapi melihat matanya aku menjadi terlalu ringan seperti kapasdan buta kerana warnaku cukup pekat merahnya tapi hanya pada buku dan gaya dan cap dan jenama dan stail dan fesyen belaka.
berat senjata dan cita-cita di tangannya – tangan seorang perempuanyang menggoncang penjajahan dan dunia ketuanan laki-laki di tanganku hanya keringat gementar kesejukan kederatku selalu tak larat merdekaku hanya khayal semata dan dia serikandi benar-benar memegang janji sebuah revolusi merdeka dengan darah!“pengorbanan, berkorban, terkorban”dan dia adalah korban, dalam perjalanan sejarah yang panjang dalam perang melawan penindasan dalam darurat dan khianat dalam berontak meniti zaman pergolakan.
dia benar-benar
menyintai tanah air
seorang kawan
seorang komrad
seorang pemberani
seorang gerilyawati
seorang sosialis
seorang komunis
seorang pemimpin
seorang pemikir
seorang penulis
seorang pensyarah
seorang buruh kilang besi
seorang kekasih
seorang isteri
seorang emak
seorang nenek
dan tindakan-tindakan telah bergerak
amal dan pengalaman
telah mengoyak-ngoyakkan teori
kulit luruh menampakkan isinya.
Tapi aku cuma bermimpi
dan dia benar-benar nyata
bukan khayal membina syurga di bumi.
aku lelaki kehilangan upaya
hanya rupa seolah wira
ber t-shirt kan che guevara
dan wajah-wajah gagah
engels, marx, lenin, stalin, trotsky, castro
atau lei feng atau ak gopalan – AKG,
iya yang kutatap masih juga tegap tubuh-tubuh laki-laki.
di tanganku panji-panji
berbenderakan tukul dan sabit dan kukuh genggaman tangan
buruh dan petani
memetik bintang-bintang
keindahan ayat-ayat cerita orang lain
sengsara dan bahagia oktober 1917
sengsara dan bahagia rakyat di Kuba
sengsara dan bahagia di Selatan Amerika
aku menjadi pengkhayal rupanya
mendambakan romantika kejayaan revolusi yang jauh
lalu menghirup teh tarik kow kurang manis
di restoran mydin bangsaT utama
bersama kawan-kawan
roti canai mencecah kari
bersembang dan berbual panjang tentang itu dan ini
menunggu datangnya mati.
peduli apa aku
pada deng xio peng
atau mao tse tung
pada merah
revolusi budaya
tapi aku peduli
padanya
Shamsiah Fakeh
dan AWAS revolusi tanah Melayu, iya revolusi yang gagal itu
kerana
dia berjaya
menyalakan
api dalam diriku
untuk belajar menjadi seorang laki-laki berani
bukan berani menjadi hamba atau tuan
tapi tidak takut mengangkat saksama sesama manusia
salutku pada nya
seorang perempuan revolusioner sejati.
20 Oktober 2008 aku tak hadir di sekolah revolusi. dari kuchai lama ke tanah perkuburan kg. malaysia raya, sungai besi, kl.
Sunday, October 18, 2009
Teks ucapan Pak Samad Said meluncurkan album Meor
BERNYANYILAH DARI HATINURANI
Malam ini saya rasa seniman coba mengimbangi kuasawan. Kita lebih melakukannya dengan kata-kata berbeda dengan kuasawan yang selalu melakukannya melalui dana.
Kata-kata selalunya “mengkhayalkan” sementara dana “memungkinkan”. Biar apapun peranannya, malam ini, peranan seniman mungkin lebih untuk sekedar “menyedarkan.” Terlalu ramai kuasawan yang terlupa, khususnya kuasawan yang sedang benar-benar berkuasa.
Tema utama kita tampaknya ialah “Dari Rakyat ke Rakyat”. Tapi, sebenarnya kita ingin berdialog dengan pemimpin—kita bercakap saja sesama sendiri, sesama rakyat.
Sebenarnya, kita menyanyi.
Dipercayai atau tidak sebuah lagu biasanya sebuah suara batin—suara dari batin—kejujuran dari batin. Dan malam ini, kejujuran dari batin coba menghantar reslitas masakini melalui lagu atau melodi yang lama terganggu. Ia penuh dengan rintih dan jerit; bisik dan raong. Tapi, isinya berlegar seputar ketidakadilan yang sedang berterusan—kepincangan masalalu (Fatehah Memali) dan ketimpangan masakini (Ikut Suka Aku—ISA).
Lagu-lagu sebondong ini terkadang tidak begitu melodius—lirik lebih nyaring daripada musik. Tapi, itulah kehidupan sebenar—real dan kasar—realitas yang sentiasa tidak melodius; yang melodius selalunya adalah khayalan.
Sebanyak 10 lagu terhimpun dalam album pedih ini, tapi kelahirannya memang petanda jujur bahawa masih terus ada duri siksa dalam masyarakat kita. Seniman membantah kepincangan ini.
Tentu saja akan ada setengah kuasawan yang menganggap bahawa album ini adalah serpihan propaganda. Benar juga—ia propaganda, tapi suara yang tulen. Ada propaganda melalui cogankata yang mendadak—cogankata (tahu-tahulah sendiri) yang sangat nyaring (atau memang dinyaringkan) kerana semua media utama (yang citak, yang letronik)—patuh (terkadang melampau) menjeritkan propaganda itu.
Ada bedanya antara propaganda institusi gergasi dengan propaganda jerit insan kecil. Yang pertama sangat berazam diguruhkan; yang kedua sekedar berharap suaranya terdengar.
Di sinilah terletaknya album “Dari Rakyat ke Rakyat” oleh Meor Yusof Azidin (pada tempat-tempat tertentu disokong Black dan Rahmat Haron). Lagu-lagu dalam album ini adalah pesanan jujur (atau setingginya jeritan jujur) dari batin seniman yang sedang terdera—tersiksa oleh realitas hidup yang mendendangkan suara-suara bombas yang terlalu berat sebelah. Dan ingat, “pelampau” memang perlu diwaraskan. Keras yang buas perlu dilembuti tangan yang berhemah.
Lagu “Ikut Suka Aku—ISA” ini memang dengan mudah diselar sebagai propaganda politik kontemporer; sebaliknya, ia sebenarnya adalah jeritan masakini yang memang masih terus mendera.
Begitu juga lagu “Fatehah Memali” mudah diselar sebagai propaganda berhasrat. Padahal ia adalah jeritan semula masalalu yang tertimbus—atau ditimbus oleh kuasa lalu yang sangat gamam. Pemangsaan tidak pernah tidur nyenak; ia terpaksa bangun mewaraskan pemangsaannya. Makanya, lagu “Fatehah Memali” membangunkan yang tidur supaya dapat sama-sama mencari kejernihan, bukan meneruskan kekeruhan.
Sangat lama, malah sedang terus, kita didesak percaya bahawa insan Memali “gila”, kerajaannya yang waras ketika tercetusnya peristiwa. Jentera propaganda Kerajaan terlalu menekan dan menghukum ketika itu. Tapi, sekarang ini, generasi mudanya mula berupaya melahirkan iklim baru—yang salah wajar diperiksa. Mereka mencari kejernihan, bukan meneruskan kekeruhan.
Memangpun pada malam ini secara berdikit dan jujur, generasi muda ini ingin meluhurkan semula perjuangan. Masakini bukan lagi sepenuhnya hak generasi lalu; masakini adalah lebih hak generasi kini.
Sokonglah “Dari Rakyat ke Rakyat.” Bernyanyilah dari hatinurani; bukan dari keangkuhan diri.—A. SAMAD SAID.
17 Oktober 2009.
catatan SS:
-Fatehah Memali dalam teks ini merujuk kepada lagu Syuhada Memali, lirik Amin Iskandar.
-Dari Rakyat Ke Rakyat merujuk kepada album Dari Rakyat Untuk Rakyat
Wednesday, October 14, 2009
SS no 18: Kucing, tikus dan tupai
celaru, aku baru tahu
bangkai-bangkai tikus
itu kau hadiahkan
di hadapan pintuku
dan tadi
selesai lebat hujan pagi
dalam lembab cuaca
dari kaca tingkap aku mengendap
sepasang tupai dan anak kecilnya
jatuh di atas tanah
dan kau datang menyerang
ibu dan bapa tupai itu pantas meloncat pergi
melompat meninggalkan merah anak tupai kecil
mata pejam yg belum terbuka melihat.
alam bukan mainanku, bila kucing menerkam bayi kecil tupai itu
aku menatap, segera kututupkan tingkap.
bangkai-bangkai tikus
itu kau hadiahkan
di hadapan pintuku
dan tadi
selesai lebat hujan pagi
dalam lembab cuaca
dari kaca tingkap aku mengendap
sepasang tupai dan anak kecilnya
jatuh di atas tanah
dan kau datang menyerang
ibu dan bapa tupai itu pantas meloncat pergi
melompat meninggalkan merah anak tupai kecil
mata pejam yg belum terbuka melihat.
alam bukan mainanku, bila kucing menerkam bayi kecil tupai itu
aku menatap, segera kututupkan tingkap.
Mansuh Hukum Bunuh: Hak Untuk Hidup!
9 oktober lalu, merupakan Hari Menentang Hukuman Bunuh Sedunia, memandangkan aku agak lama tidak on9, maka hari ini barulah dapat aku letakkan kenyataan media Amnesty International:
Sempena Hari Menentang Hukuman Bunuh Sedunia, Amnesty International Malaysia menyeru kerajaan Malaysia untuk mengisytiharkan Penangguhan (Moratorium) ke atas semua hukuman bunuh seperti yang ternyata dalam Resolusi A/RES/62/149 Perhimpunan Agung Bangsa-Bangsa Bersatu pada 2007.
Pada 2007, Perhimpunan Agung Bangsa-Bangsa Bersatu telah meluluskan resolusi penangguhan hukuman bunuh. Resolusi ini menyeru Negara yang masih mengekalkan hukuman bunuh untuk menangguhkan dengan rasmi semua perlaksanaan hukuman dengan niat akan memansuhkannya pada masa hadapan dan menyediakan perlindungan bagi menjamin keselamatan hak-hak mereka yang berdepan dengan hukuman bunuh dan secara progresifnya mengurangkan penggunaan hukuman bunuh terhadap kesalahan yang boleh dikenakan.
Amnesty International Malaysia (AIM) berpendapat bahawa keputusan yang disokong oleh Setiausaha Agung PBB dan diakui oleh badan tertinggi politik PBB yang mempunyai keanggotaan sejagat ini, sebagai satu perakuan jelas terhadap pemansuhan hukuman bunuh untuk dunia.
Maklumat terbaru kami menunjukkan sebanyak 139 negara telah memansuhkan hukuman bunuh samada melalui perundangan atau amalan, dan angka ini terus meningkat. Negara yang tidak melaksanakan hukuman dalam masa 10 tahun dan adalah dipercayai mempunyai polisi atau amalan untuk tidak melaksanakan hukuman bunuh, adalah dianggap sebagai pemansuh. Statistiks menunjukkan bahawa dunia sedang menuju ke arah pemansuhan dan ini dapat dilihat di semua pelusuk dunia.
AIM menegaskan bahawa adalah penting bagi Malaysia sebagai anggota Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu untuk menurut seruan dunia ini dan menunjukkan komitmen kepada hak untuk hidup yang terkandung dalam Deklarasi Hak Asasi Sedunia (DHAS) dan Perlembagaan Persekutuan Malaysia.
DHAS mengakui hak individu terhadap nyawa dan menyatakan ‘Tiada sesiapa boleh dikenakan perlakuan atau hukuman yang zalim, aib dan tidak berperikemanusiaan’ Hukuman bunuh mencabul hak ini.
DHAS sebagai asas kebebasan, keadilan dan hak, mengumumkan bahawa hak ke atas nyawa adalah tunggak utama kewujudan insan. Hak ini bukan suatu keistimewaan yang boleh ditarik atau diberi oleh kerajaan. Walauapapun alasan yang diberi oleh kerajaan untuk membunuh tahanan dan cara pembunuhan, AIM menegaskan bahawa hukuman bunuh tidak boleh diasingkan dari isu hak asasi manusia.
Perkara 5 (1) Perlembagaan Persekutuan – Kebebasan Diri, dengan jelasnya menyatakan bahawa ‘Tiada seorang pun boleh diambil nyawanya atau dilucutkan kebebasan dirinya’. Ia dengan jelasnya mengakui dan menetapkan hak ke atas nyawa sebagai hak asasi rakyat Malaysia walaupun Perkara ini perlu menurut batasan ayat yang terturut yang tidak menurut semangat dan niat sebenar Perlembagaan. AIM berpendapat bahawa niat sebenar Artikel 5(1) perlu dihormati dan hak ke atas nyawa tidak boleh ditundukkan oleh apa-apa batasan.
Hukuman bunuh adalah hukuman yang kejam, tidak berperikemanusiaan dan mengaibkan. Ia mencabul hak untuk hidup. Hukuman ini tidak lagi mempunyai tempat dalam sistem pengadilan Malaysia.
Menurut kajian terbaru mengenai hubungan diantara hukuman bunuh dan kadar jenayah pembunuhan yang dikendalikan oleh PBB pada 1988 dan diperbaharui pada 1996 dan 2002, ‘..kajian telah gagal memberi bukti saintifik bahawa hukuman bunuh memberi kesan mencegah jenayah yang lebih besar berbanding dengan penjara seumur hidup’ Bukti yang ada tidak memberikan sokongan positif bagi andaian yang menyokong hukuman bunuh.
Sempena Hari Menentang Hukuman Bunuh Sedunia, Amnesty International Malaysia menyeru kerajaan Malaysia untuk:
1. Mengisytiharkan penangguhan rasmi ke atas semua perlaksanaan hukuman bunuh dan menyemak semua undang-undang yang mengenakan hukuman bunuh dengan niat untuk mengurangkan secara progresif penggunaan hukuman bunuh di Malaysia menurut Penangguhan Hukuman Bunuh 2007; dan
2. Meminda Perkara 5(1) Perlembagaan Persekutuan dengan meminda klausa batasan ‘kecuali mengikut undang-undang’ dan memberikan komitmen yang tegas dan utuh kepada hak untuk hidup di Malaysia.
K.Shan
Campaign Coordinator
Sempena Hari Menentang Hukuman Bunuh Sedunia, Amnesty International Malaysia menyeru kerajaan Malaysia untuk mengisytiharkan Penangguhan (Moratorium) ke atas semua hukuman bunuh seperti yang ternyata dalam Resolusi A/RES/62/149 Perhimpunan Agung Bangsa-Bangsa Bersatu pada 2007.
Pada 2007, Perhimpunan Agung Bangsa-Bangsa Bersatu telah meluluskan resolusi penangguhan hukuman bunuh. Resolusi ini menyeru Negara yang masih mengekalkan hukuman bunuh untuk menangguhkan dengan rasmi semua perlaksanaan hukuman dengan niat akan memansuhkannya pada masa hadapan dan menyediakan perlindungan bagi menjamin keselamatan hak-hak mereka yang berdepan dengan hukuman bunuh dan secara progresifnya mengurangkan penggunaan hukuman bunuh terhadap kesalahan yang boleh dikenakan.
Amnesty International Malaysia (AIM) berpendapat bahawa keputusan yang disokong oleh Setiausaha Agung PBB dan diakui oleh badan tertinggi politik PBB yang mempunyai keanggotaan sejagat ini, sebagai satu perakuan jelas terhadap pemansuhan hukuman bunuh untuk dunia.
Maklumat terbaru kami menunjukkan sebanyak 139 negara telah memansuhkan hukuman bunuh samada melalui perundangan atau amalan, dan angka ini terus meningkat. Negara yang tidak melaksanakan hukuman dalam masa 10 tahun dan adalah dipercayai mempunyai polisi atau amalan untuk tidak melaksanakan hukuman bunuh, adalah dianggap sebagai pemansuh. Statistiks menunjukkan bahawa dunia sedang menuju ke arah pemansuhan dan ini dapat dilihat di semua pelusuk dunia.
AIM menegaskan bahawa adalah penting bagi Malaysia sebagai anggota Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu untuk menurut seruan dunia ini dan menunjukkan komitmen kepada hak untuk hidup yang terkandung dalam Deklarasi Hak Asasi Sedunia (DHAS) dan Perlembagaan Persekutuan Malaysia.
DHAS mengakui hak individu terhadap nyawa dan menyatakan ‘Tiada sesiapa boleh dikenakan perlakuan atau hukuman yang zalim, aib dan tidak berperikemanusiaan’ Hukuman bunuh mencabul hak ini.
DHAS sebagai asas kebebasan, keadilan dan hak, mengumumkan bahawa hak ke atas nyawa adalah tunggak utama kewujudan insan. Hak ini bukan suatu keistimewaan yang boleh ditarik atau diberi oleh kerajaan. Walauapapun alasan yang diberi oleh kerajaan untuk membunuh tahanan dan cara pembunuhan, AIM menegaskan bahawa hukuman bunuh tidak boleh diasingkan dari isu hak asasi manusia.
Perkara 5 (1) Perlembagaan Persekutuan – Kebebasan Diri, dengan jelasnya menyatakan bahawa ‘Tiada seorang pun boleh diambil nyawanya atau dilucutkan kebebasan dirinya’. Ia dengan jelasnya mengakui dan menetapkan hak ke atas nyawa sebagai hak asasi rakyat Malaysia walaupun Perkara ini perlu menurut batasan ayat yang terturut yang tidak menurut semangat dan niat sebenar Perlembagaan. AIM berpendapat bahawa niat sebenar Artikel 5(1) perlu dihormati dan hak ke atas nyawa tidak boleh ditundukkan oleh apa-apa batasan.
Hukuman bunuh adalah hukuman yang kejam, tidak berperikemanusiaan dan mengaibkan. Ia mencabul hak untuk hidup. Hukuman ini tidak lagi mempunyai tempat dalam sistem pengadilan Malaysia.
Menurut kajian terbaru mengenai hubungan diantara hukuman bunuh dan kadar jenayah pembunuhan yang dikendalikan oleh PBB pada 1988 dan diperbaharui pada 1996 dan 2002, ‘..kajian telah gagal memberi bukti saintifik bahawa hukuman bunuh memberi kesan mencegah jenayah yang lebih besar berbanding dengan penjara seumur hidup’ Bukti yang ada tidak memberikan sokongan positif bagi andaian yang menyokong hukuman bunuh.
Sempena Hari Menentang Hukuman Bunuh Sedunia, Amnesty International Malaysia menyeru kerajaan Malaysia untuk:
1. Mengisytiharkan penangguhan rasmi ke atas semua perlaksanaan hukuman bunuh dan menyemak semua undang-undang yang mengenakan hukuman bunuh dengan niat untuk mengurangkan secara progresif penggunaan hukuman bunuh di Malaysia menurut Penangguhan Hukuman Bunuh 2007; dan
2. Meminda Perkara 5(1) Perlembagaan Persekutuan dengan meminda klausa batasan ‘kecuali mengikut undang-undang’ dan memberikan komitmen yang tegas dan utuh kepada hak untuk hidup di Malaysia.
K.Shan
Campaign Coordinator
Thursday, October 8, 2009
Tayangan Al Fatehah Memali di Pulau Pinang
jemput hadir ke: Han Chiang College, Lim Teng Road, Pulau Pinang.
pada: jam 8 mlm, Sabtu, 10 oktober 2009
pada: jam 8 mlm, Sabtu, 10 oktober 2009
Tuesday, October 6, 2009
bingung bengong, aku kalut
Sunday, October 4, 2009
Tahniah Kayuh!
Kayuh, arahan Sook Hwa yang menceritakan tentang bantahan berbasikal Jaringan Rakyat Tertindas (klik Jerit), memenangi Freedom Film Festival (FFF).
seperti yg aku tulis kemarin, tak ada masalahnya Al Fatehah Memali menang atau kalah, yang penting ia telahpun disurahkan. sekarang aku kira menjadi tanggungjawab kita semua, khususnya para pejuang hak asasi manusia untuk mengangkat isu yg dipendam diamkan 24tahun lamanya.
mengambil kira isu2:
-keganasan negara bersenjata terhadap rakyatnya
-I.S.A dan penahanan tanpa bicara (arbitrary detention)
-penangkapan dan penahanan yg melanggar undang2
untuk permulaan rasanya teramat wajar untuk NGO2 hak asasi manusia di Malaysia membentuk suatu pasukan pencari fakta, bagi menggali semula tragedi ngeri Memali.
apa macam?
seperti yg aku tulis kemarin, tak ada masalahnya Al Fatehah Memali menang atau kalah, yang penting ia telahpun disurahkan. sekarang aku kira menjadi tanggungjawab kita semua, khususnya para pejuang hak asasi manusia untuk mengangkat isu yg dipendam diamkan 24tahun lamanya.
mengambil kira isu2:
-keganasan negara bersenjata terhadap rakyatnya
-I.S.A dan penahanan tanpa bicara (arbitrary detention)
-penangkapan dan penahanan yg melanggar undang2
untuk permulaan rasanya teramat wajar untuk NGO2 hak asasi manusia di Malaysia membentuk suatu pasukan pencari fakta, bagi menggali semula tragedi ngeri Memali.
apa macam?
Saturday, October 3, 2009
FFF: Menang atau kalah, aku tak kisah, yang penting surahnya
Al Fatehah Memali, sebuah dokumentari hanyalah catatan rakaman gambar bergerak, bunyi, suara, lagu dan nyanyian tentang peristiwa ngeri pembunuhan beramai-ramai, yg berlaku 24 tahun lalu. ia hanya dapat menjadi kenyataan setelah NGO Komas memberikan dana berjumlah RM5ribu, bagi membiayai projek ini. juga tidak dilupakan usaha bantuan dokongan kederat tenaga, luangan masa, sumbangan sumber kesemua kawan2, kenalan, senarai panjang orang perseorangan serta yg paling penting warga Memali itu sendiri.
Al Fatehah Memali, malam nanti akan dipertandingkan dalam Freedom Film Fest, di Central Market. Ia bakal dipertandingkan dengan 'filem'2 dokumentari lainnya, Kayuh, arahan Sook Hwa dan No Silver Lining: The Perak Crisis, arahan The S-Ploited (Sherry dan Sherra). Kayuh menceritakan tentang bantahan berbasikal Jaringan Rakyat Tertindas (Jerit), manakala No Silver Lining pula mengkisahkan krisis disebalik rampasan kuasa di Perak.
adat pertandingan, ada yg menang dan ada yg kalah, tapi itu bukanlah persoalan pokoknya.
yang paling penting, isu Memali kini mula diperbincangkan lagi - khususnya dikalangan khalayak berbahasa Inggeris, bukan Melayu - yg ditipu dan percaya propaganda kerajaan, bahawa warga Memali wajar diperlakukan sedemikian rupa, diperhina maruahnya atas alasan pelampau agama yg menggugat keselamatan negara, tanpa bukti dan perbicaraan yg adil; khusus juga bagi generasi muda yg tidak pernah tahu atau tidak ambil tahu tentang tragedi Memali.
seminggu ini, media2 blog, NST, The Sun, The Star,Klue.Com telah membuat liputan berkenaan Al-Fatehah Memali.
tadi siang aku telah menghadiri acara pembukaan Freedom Film Fest. aku telah disapa beberapa org kenalan dengan ayat2 yg aku tidak ingat secara tepatnya apa, tetapi membawa maksud kununnya aku ni selebriti - hanggok kau!
terima kasih atas penghargaan tersebut. tetapi ianya masih lagi bukan pokok persoalan, barangkali sekadar daunan atau hal-hal ranting sahaja.
perkara pokok yg paling penting lagi adalah keadilan untuk warga Memali, akta zalim warisan penjajah I.S.A, keberanian As-Syahid Ustaz Ibrahim Libya serta para syuhada Memali melawan penahanan tanpa bicara dengan korban darah mereka.
bertahun-tahun lamanya isu Memali dipendamkan, malah kes saman keluarga syuhada pula diselesaikan di luar mahkamah, bertahun-tahun lamanya juga isu Memali hanya dilihat sebagai isu agama.
sudah tiba masanya Memali menjadi perjuangan hak asasi manusia. kerajaan Malaysia perlu memohon maaf secara terbuka atas kesalahan jenayah masa lalunya. jika kerajaan boleh mengakui kesilapannya dalam peristiwa pemecatan ketua hakim negara, Salleh Abas - kenapa tidak Memali?
maruah adalah bahagian penting hak asasi manusia,
bahawa manusia dilahirkan bebas merdeka, setara dan bermaruah!
kembalikan maruah warga Memali!
tubuhkan Suruhanjaya Pemulihan dan Kebenaran tentang Peristiwa Memali (klik sini)!
tafakur dan Al Fatehah untuk Memali.
SS: Al-Fatehah Memali akan aku muat naikkan ke dalam You Tube dan blog, setelah tamat tayangan FFF, sepanjang bulan Oktober ini. tentang DVD atau CD, itu tergantung ongkosnya nanti.
Al Fatehah Memali, malam nanti akan dipertandingkan dalam Freedom Film Fest, di Central Market. Ia bakal dipertandingkan dengan 'filem'2 dokumentari lainnya, Kayuh, arahan Sook Hwa dan No Silver Lining: The Perak Crisis, arahan The S-Ploited (Sherry dan Sherra). Kayuh menceritakan tentang bantahan berbasikal Jaringan Rakyat Tertindas (Jerit), manakala No Silver Lining pula mengkisahkan krisis disebalik rampasan kuasa di Perak.
adat pertandingan, ada yg menang dan ada yg kalah, tapi itu bukanlah persoalan pokoknya.
yang paling penting, isu Memali kini mula diperbincangkan lagi - khususnya dikalangan khalayak berbahasa Inggeris, bukan Melayu - yg ditipu dan percaya propaganda kerajaan, bahawa warga Memali wajar diperlakukan sedemikian rupa, diperhina maruahnya atas alasan pelampau agama yg menggugat keselamatan negara, tanpa bukti dan perbicaraan yg adil; khusus juga bagi generasi muda yg tidak pernah tahu atau tidak ambil tahu tentang tragedi Memali.
seminggu ini, media2 blog, NST, The Sun, The Star,Klue.Com telah membuat liputan berkenaan Al-Fatehah Memali.
tadi siang aku telah menghadiri acara pembukaan Freedom Film Fest. aku telah disapa beberapa org kenalan dengan ayat2 yg aku tidak ingat secara tepatnya apa, tetapi membawa maksud kununnya aku ni selebriti - hanggok kau!
terima kasih atas penghargaan tersebut. tetapi ianya masih lagi bukan pokok persoalan, barangkali sekadar daunan atau hal-hal ranting sahaja.
perkara pokok yg paling penting lagi adalah keadilan untuk warga Memali, akta zalim warisan penjajah I.S.A, keberanian As-Syahid Ustaz Ibrahim Libya serta para syuhada Memali melawan penahanan tanpa bicara dengan korban darah mereka.
bertahun-tahun lamanya isu Memali dipendamkan, malah kes saman keluarga syuhada pula diselesaikan di luar mahkamah, bertahun-tahun lamanya juga isu Memali hanya dilihat sebagai isu agama.
sudah tiba masanya Memali menjadi perjuangan hak asasi manusia. kerajaan Malaysia perlu memohon maaf secara terbuka atas kesalahan jenayah masa lalunya. jika kerajaan boleh mengakui kesilapannya dalam peristiwa pemecatan ketua hakim negara, Salleh Abas - kenapa tidak Memali?
maruah adalah bahagian penting hak asasi manusia,
bahawa manusia dilahirkan bebas merdeka, setara dan bermaruah!
kembalikan maruah warga Memali!
tubuhkan Suruhanjaya Pemulihan dan Kebenaran tentang Peristiwa Memali (klik sini)!
tafakur dan Al Fatehah untuk Memali.
SS: Al-Fatehah Memali akan aku muat naikkan ke dalam You Tube dan blog, setelah tamat tayangan FFF, sepanjang bulan Oktober ini. tentang DVD atau CD, itu tergantung ongkosnya nanti.
Thursday, October 1, 2009
Di Tanah Za'ba Ini: Puisi Khas Pak Samad Said utk Bagan Pinang
Di tanah Za’ba ini badut tak wajar jadi Aduna;
peludah bahasa dan pemboros dana tak wajar juga.
Di kamar Za’ba ini Lembaga kata qalbu Ibunda—
murni daripada sebarang cercaan Akta Bahasa.
Di pentas Za’ba ini budi hiasan batin yang jujur,
menghantar getar pepatah pusaka memoyang terluhur.
Di dewan Za’ba ini pendetalah wira utamanya.
Bukan penghirup kuasa, bukan juga penggogok harta.
9—13, Sept., 2009. A. SAMAD SAID.
catatan SampahSeni:
Negeri Sembilan adalah tanah kelahiran tokoh bahasa Za'ba, makanya ia cukup bersesuaian dengan pertarungan kuasa pada pilihanraya Bagan Pinang. Kita boleh perhatikan, ke mana adatnya orang Nogori, jika Za'ba nya tidak dihargai. mungkin haloba ekonomi harta dan rakus politik kuasa telah lama membenam Za'ba, untuk nanti ditemui kembali generasi mendatang sebagai adat yang telah mati.
puisi ini juga bakal dilagukan Meor Yusuf Aziddin yang bakal menyambut kelahiran album barunya D.R.U.R (Dari Rakyat Untuk Rakyat-klik sini).
pasti juga pilihanraya kecil Bagan Pinang ini akan lebih menarik, menjadi pesta demokrasi, bukan hanya kemeriahan kegiatan undi politik dan ekonomi niaga, tetapi kenyaringan suara-suara budaya, seni dan sastera menyanggah kesombongan kuasa.
peludah bahasa dan pemboros dana tak wajar juga.
Di kamar Za’ba ini Lembaga kata qalbu Ibunda—
murni daripada sebarang cercaan Akta Bahasa.
Di pentas Za’ba ini budi hiasan batin yang jujur,
menghantar getar pepatah pusaka memoyang terluhur.
Di dewan Za’ba ini pendetalah wira utamanya.
Bukan penghirup kuasa, bukan juga penggogok harta.
9—13, Sept., 2009. A. SAMAD SAID.
catatan SampahSeni:
Negeri Sembilan adalah tanah kelahiran tokoh bahasa Za'ba, makanya ia cukup bersesuaian dengan pertarungan kuasa pada pilihanraya Bagan Pinang. Kita boleh perhatikan, ke mana adatnya orang Nogori, jika Za'ba nya tidak dihargai. mungkin haloba ekonomi harta dan rakus politik kuasa telah lama membenam Za'ba, untuk nanti ditemui kembali generasi mendatang sebagai adat yang telah mati.
puisi ini juga bakal dilagukan Meor Yusuf Aziddin yang bakal menyambut kelahiran album barunya D.R.U.R (Dari Rakyat Untuk Rakyat-klik sini).
pasti juga pilihanraya kecil Bagan Pinang ini akan lebih menarik, menjadi pesta demokrasi, bukan hanya kemeriahan kegiatan undi politik dan ekonomi niaga, tetapi kenyaringan suara-suara budaya, seni dan sastera menyanggah kesombongan kuasa.
Wednesday, September 30, 2009
Al-Fatehah Memali: Jadual Tayangan dan Tempahan Pas Masuk Percuma
utk 3 'filem' pemenang proposal':
1) No Silver Lining: The Perak Crisis
2) Kayuh
3) Al Fatehah Memali
4 malam minggu:
Sabtu, 3 Oktober 2009, 7 mlm - 10 mlm, Annexe, Central Market, KL.
Sabtu, 10 Oktober 09, 8 mlm - 10 mlm, Han Chiang College, Pulau Pinang.
Sabtu, 24 Oktober 09, 8 mlm - 10 mlm, Sek. Men Chung Hua No. 1, Kuching, Sarawak.
Sabtu, 31 Oktober 09, 8 mlm - 10 mlm, Tropical Inn, Johor Bharu, Johor.
sedikit catatan:
tidak pasti kenapa tayangan di KL bermula pd jam 7 mlm, benar aku x sembahyang, tapi alangkah baiknya, kalau acara bermula selepas Maghrib. ini nak kena ckp dgn penganjur NGO Komas.
1) No Silver Lining: The Perak Crisis
2) Kayuh
3) Al Fatehah Memali
4 malam minggu:
Sabtu, 3 Oktober 2009, 7 mlm - 10 mlm, Annexe, Central Market, KL.
Sabtu, 10 Oktober 09, 8 mlm - 10 mlm, Han Chiang College, Pulau Pinang.
Sabtu, 24 Oktober 09, 8 mlm - 10 mlm, Sek. Men Chung Hua No. 1, Kuching, Sarawak.
Sabtu, 31 Oktober 09, 8 mlm - 10 mlm, Tropical Inn, Johor Bharu, Johor.
untuk pertanyaan, sila emel ke:
freedomfilmfest@komas.org
atau telefon 017-3749887, dgn maklumat berikut:
- Nama
- no. tel. dan emel
- judul filem/ waktu sesi yg ingin ditonton
- jumlah pas yg ingin didapatkan
- Di negeri mana (KL, Pulau Pinang, JB, atau KUCHING)
sedikit catatan:
tidak pasti kenapa tayangan di KL bermula pd jam 7 mlm, benar aku x sembahyang, tapi alangkah baiknya, kalau acara bermula selepas Maghrib. ini nak kena ckp dgn penganjur NGO Komas.
Undangan peribadi ke Freedom Film Fest.
bermula pada Jumaat, 2 oktober 2009 ini, di Annexe, CM,kl.
NGO Komas menghidangkan
Freedom Film Fest
sebanyak 23 buah filem dari Malaysia dan seluruh dunia bertemakan hak asasi manusia.
3 hari di 4 negeri: Kuala Lumpur, Pulau Pinang, Johor Bharu dan Kuching.
masuk adalah percuma, tetapi hanya atas undangan peribadi, jadi silalah ke pautan:
http://freedomfilmfest.komas.org/
NGO Komas menghidangkan
Freedom Film Fest
sebanyak 23 buah filem dari Malaysia dan seluruh dunia bertemakan hak asasi manusia.
3 hari di 4 negeri: Kuala Lumpur, Pulau Pinang, Johor Bharu dan Kuching.
masuk adalah percuma, tetapi hanya atas undangan peribadi, jadi silalah ke pautan:
http://freedomfilmfest.komas.org/
Tuesday, September 29, 2009
Deliriumnya mimi morticia, seorang ahli politik cinta
ini catatan yg barangkalinya akan panjang, tak mungkin dengan sepatah dua kata, catatan karut tanpa kesedaran fokus keutamaan, herot fikiran yg makin kehilangan carut, catat yg bukan semata-mata mahu mengulas buku Tangerin dan nikotin:
Sabtu lepas, aku diajak Meor ke CM utk melihat persembahan hebat geng troubadors - Jerome Kugan, Azmyl Yunor dan Sei Hon. kami sampai lewat. aku hanya sempat menyaksikan hujung persembahan Sei Hon, tapi dapat melihat seluruh persembahan Jerome Kugan.
selesai acara tu aku berlegar-legar di Art For Grab. terserempak dengan Sufian Abas (klik), maka dihadiahkanlah aku sebuah buku mimi (klik blog), yg baru dilancarkan. nasib baik sekarang aku sudah dapat membezakan antara Sufian dan Ruhayat (klik), sejak pernah satu acara dgn Ruhayat dulu, kalau tak silap di no black tie, dulu, tahun berapa tak ingat. kalau dulu2, sebelum acara di no black tie itu, entah kenapa dua belangkas sahabat isi dan kuku ini, sering aku sangkakan sebagai seorg insan yg sama setubuh sejiwa, ini masalah akuler.rupa2nya dua org yg berbeza.
tahun demi tahun, aku memerhati, aku mula menghargai kerja-kerja mereka dalam memperkembangkan seni sastera kontemporari, penerbitan, acara2 baca puisi/buku, pelan2 meminati mereka dari jauh. ada kenakalan dalam tulisan mereka, ada 'berontak2 chomel', ada ringan jenaka yg cukup mencelakakan otak-otak rumit, kompleks serta kununnya berat dan dalam (deep) seperti aku (masuk lift, tekan naik ke tingkat paling tinggi).
berbalik kepada minah yg namanya mimi ni. tadi malam, di rumah baruku, dalam kebosanan tengah malam, kehabisan rokok, sedang ketagihan nikotin, hujan lebat, pintu yang ku biar terbuka, dingin angin yang menyejukkan tubuh panas bahang anggur merah yang dibawa Maya, yang habis kuteguk saat keluar dari tren el ar ti, anggur merah yang aku kirim dari Maya, si badut dari San Francisco yang kini tinggal di Jogja (http://clownswithoutborders.org/), datang ke KL untuk memperbaharui visanya, Maya yang kutemui pada sebelah petangnya, dan dalam kesendirian malam tadi itu, aku dalam keadaan sebegitu bersama rasa malasku untuk keluar membeli rokok semakin menebal, lantas aku membelek-belek buku tangerine dan nikotin, tidak sepantas Gaban, tapi tidaklah pula semalaman untuk aku selesai membacanya. iya, dengan niat untuk lari sekejap dari dunia politik kuasa yg semakin haru biru, aku mula membaca satu demi satu sajak-sajak perempuan dellirious ini.
bermula dengan muka surat akhirnya,
Sabtu lepas, aku diajak Meor ke CM utk melihat persembahan hebat geng troubadors - Jerome Kugan, Azmyl Yunor dan Sei Hon. kami sampai lewat. aku hanya sempat menyaksikan hujung persembahan Sei Hon, tapi dapat melihat seluruh persembahan Jerome Kugan.
selesai acara tu aku berlegar-legar di Art For Grab. terserempak dengan Sufian Abas (klik), maka dihadiahkanlah aku sebuah buku mimi (klik blog), yg baru dilancarkan. nasib baik sekarang aku sudah dapat membezakan antara Sufian dan Ruhayat (klik), sejak pernah satu acara dgn Ruhayat dulu, kalau tak silap di no black tie, dulu, tahun berapa tak ingat. kalau dulu2, sebelum acara di no black tie itu, entah kenapa dua belangkas sahabat isi dan kuku ini, sering aku sangkakan sebagai seorg insan yg sama setubuh sejiwa, ini masalah akuler.rupa2nya dua org yg berbeza.
tahun demi tahun, aku memerhati, aku mula menghargai kerja-kerja mereka dalam memperkembangkan seni sastera kontemporari, penerbitan, acara2 baca puisi/buku, pelan2 meminati mereka dari jauh. ada kenakalan dalam tulisan mereka, ada 'berontak2 chomel', ada ringan jenaka yg cukup mencelakakan otak-otak rumit, kompleks serta kununnya berat dan dalam (deep) seperti aku (masuk lift, tekan naik ke tingkat paling tinggi).
berbalik kepada minah yg namanya mimi ni. tadi malam, di rumah baruku, dalam kebosanan tengah malam, kehabisan rokok, sedang ketagihan nikotin, hujan lebat, pintu yang ku biar terbuka, dingin angin yang menyejukkan tubuh panas bahang anggur merah yang dibawa Maya, yang habis kuteguk saat keluar dari tren el ar ti, anggur merah yang aku kirim dari Maya, si badut dari San Francisco yang kini tinggal di Jogja (http://clownswithoutborders.org/), datang ke KL untuk memperbaharui visanya, Maya yang kutemui pada sebelah petangnya, dan dalam kesendirian malam tadi itu, aku dalam keadaan sebegitu bersama rasa malasku untuk keluar membeli rokok semakin menebal, lantas aku membelek-belek buku tangerine dan nikotin, tidak sepantas Gaban, tapi tidaklah pula semalaman untuk aku selesai membacanya. iya, dengan niat untuk lari sekejap dari dunia politik kuasa yg semakin haru biru, aku mula membaca satu demi satu sajak-sajak perempuan dellirious ini.
bermula dengan muka surat akhirnya,
"Pencarian gudang cinta
tanpa judul
dan
tanpa nama,"
tiba-tiba, buku ini mula membawa aku untuk kembali tenggelam dalam dunia politik. cuma bukan politik kuasa negara Malaysia atau kuasa kerajaan BN-Pakatan, tetapi politik cinta.
dunia politik org2 bercinta, kuasa dan menguasai, keinginan ekonomi seks dan nafsu, akhirnya aku tercungap lemas dalam buku yang dari awal hingga habis hanyalah soal dirinya sendiri sahaja, meski ini juga tanda perubahan yang patut dirayakan, gelisah suara2 resah birah perempuan kini memecah kisah ghairah laki-laki semata-mata. tidak. buku ini bukan mona gersang atau bayangan hasrat kejantanan wayang porno. biarpun dalam sajak Bukan Sputum, mimi menulis,
"ada basah di selangkanganku."
aku akui, pengucapan mimi ini sangat luas, mencakupi kira-kira 260 juta penutur/pembaca. ternyata dia punya fikiran strategik. mimi, yang belum pernah aku jumpa dan tak dapat aku membayangkan rupa atau tubuhnya itu, menurut Sufian sedang belajar di Indonesia:
"Geografikal
Dimanapun aku berada di dunia ini,
aku akan sentiasa memikirkan untuk berada di tempat lain," begitu tulis mimi, tidak pasti Jarak apakah yang terfikir dalam rayuannya itu,
"sedasyat apapun kalimatku
kadang kadang
sudah tidak lagi ampuh
untuk menggantikan hangatku."
judul-judul puisinya pula punya keragaman nuansa bahasa, seperti Tanggal Merah, Neraka, Pujaan, Hover, Naughty Meal, Rendezvous, Burlesque, Distorsi, Guilty Pleasure, Insting dll.
cuma isi-isi sajaknya tetaplah berkisar pada permainan politik cinta mimi yang terkadang dangkal nakalnya, atau cetek bisiknya, kerana mungkin aku cuba membandingkan mimi dengan jaguh2 politikus cinta yg aku kenali, tetapi mimi dari sajak2nya membuka kefahaman tentang luasnya lautan peluang kenikmatan (atau kesengsaraan) pada laki-laki dan perempuan yang berhubungan dengan dirinya (ini amat bagus dalam konteks pemasaran dalam persaingan terbuka, selain dapat menggandakan peluang untuk berancuk agaknya, ha ha ha).
Delirium bukan penyakit, ia hanya simtom, mungkin daripada buku Tangerin & nikotin ini, seperti tulis Leonard Cohen dalam novelnya Beautiful Loser,"I don't even hate book anymore, I've forgotten most of what I've read and, frankly, it never seemed very important to me or to the world," aku mahu menyanyikan lagu aman lagu damai, terlebih-lebih lagi untuk seorang
"Beautiful Stranger
Hey orang asing.
Dalam kiraan tiga, sekiranya
satu kali saja lagi
engkau berpaling dan
menahan pandangan setidak-tidaknya lebih dari sesaat,
aku akan datang
kepadamu
menolak mu melekat ke kerusi sandarmu
dan
akan begitu begini denganmu.
Jadi jangan.
Kerana aku tidak tahan."
kalau macam gini, akupun tak tahan. cuma sanggupkah dikunci dalam sebuah gudang cinta yg sempit sesak, kemudian dibuang atau kalau masih punya harga sempat dipasarkan dalam jualan penghabisan stok, kerana ada stok baru yg mahu disimpan?
syabas buat kelahiran puisi poket kedua penerbitan Sang Freud Press (klik), setelah kegempakan puisi poketnya yg pertama dulu, Akulah Perempuan Muda itu karya Syaira Amira.
tanpa judul
dan
tanpa nama,"
tiba-tiba, buku ini mula membawa aku untuk kembali tenggelam dalam dunia politik. cuma bukan politik kuasa negara Malaysia atau kuasa kerajaan BN-Pakatan, tetapi politik cinta.
dunia politik org2 bercinta, kuasa dan menguasai, keinginan ekonomi seks dan nafsu, akhirnya aku tercungap lemas dalam buku yang dari awal hingga habis hanyalah soal dirinya sendiri sahaja, meski ini juga tanda perubahan yang patut dirayakan, gelisah suara2 resah birah perempuan kini memecah kisah ghairah laki-laki semata-mata. tidak. buku ini bukan mona gersang atau bayangan hasrat kejantanan wayang porno. biarpun dalam sajak Bukan Sputum, mimi menulis,
"ada basah di selangkanganku."
aku akui, pengucapan mimi ini sangat luas, mencakupi kira-kira 260 juta penutur/pembaca. ternyata dia punya fikiran strategik. mimi, yang belum pernah aku jumpa dan tak dapat aku membayangkan rupa atau tubuhnya itu, menurut Sufian sedang belajar di Indonesia:
"Geografikal
Dimanapun aku berada di dunia ini,
aku akan sentiasa memikirkan untuk berada di tempat lain," begitu tulis mimi, tidak pasti Jarak apakah yang terfikir dalam rayuannya itu,
"sedasyat apapun kalimatku
kadang kadang
sudah tidak lagi ampuh
untuk menggantikan hangatku."
judul-judul puisinya pula punya keragaman nuansa bahasa, seperti Tanggal Merah, Neraka, Pujaan, Hover, Naughty Meal, Rendezvous, Burlesque, Distorsi, Guilty Pleasure, Insting dll.
cuma isi-isi sajaknya tetaplah berkisar pada permainan politik cinta mimi yang terkadang dangkal nakalnya, atau cetek bisiknya, kerana mungkin aku cuba membandingkan mimi dengan jaguh2 politikus cinta yg aku kenali, tetapi mimi dari sajak2nya membuka kefahaman tentang luasnya lautan peluang kenikmatan (atau kesengsaraan) pada laki-laki dan perempuan yang berhubungan dengan dirinya (ini amat bagus dalam konteks pemasaran dalam persaingan terbuka, selain dapat menggandakan peluang untuk berancuk agaknya, ha ha ha).
Delirium bukan penyakit, ia hanya simtom, mungkin daripada buku Tangerin & nikotin ini, seperti tulis Leonard Cohen dalam novelnya Beautiful Loser,"I don't even hate book anymore, I've forgotten most of what I've read and, frankly, it never seemed very important to me or to the world," aku mahu menyanyikan lagu aman lagu damai, terlebih-lebih lagi untuk seorang
"Beautiful Stranger
Hey orang asing.
Dalam kiraan tiga, sekiranya
satu kali saja lagi
engkau berpaling dan
menahan pandangan setidak-tidaknya lebih dari sesaat,
aku akan datang
kepadamu
menolak mu melekat ke kerusi sandarmu
dan
akan begitu begini denganmu.
Jadi jangan.
Kerana aku tidak tahan."
kalau macam gini, akupun tak tahan. cuma sanggupkah dikunci dalam sebuah gudang cinta yg sempit sesak, kemudian dibuang atau kalau masih punya harga sempat dipasarkan dalam jualan penghabisan stok, kerana ada stok baru yg mahu disimpan?
syabas buat kelahiran puisi poket kedua penerbitan Sang Freud Press (klik), setelah kegempakan puisi poketnya yg pertama dulu, Akulah Perempuan Muda itu karya Syaira Amira.
Saturday, September 26, 2009
Meor: penyair dan gitar
gambar cover album terbaru 'syifu'. gua salut bro!!!
trovador (akar bhs Arab-Tarrab atau مطرب) dan folk singer song writer. performer dan busker. itulah dia Meor Yusof Aziddin. lirik lagunya adalah puisi. musiknya juga adalah puisi. seniman besar, guru seni yg tekun, insan yg 'kaya' "kemesraan."
wah, gila puji melangit! memang catatan ini berat sebelah - biased. bukan dengan tujuan ampu bodek, tak dapat apapun (dapat gak, ilmu sikit2). tapi inilah hakikat kenyataannya. semanis pahit apapun, fakta tetap fakta. bakat hebat yg telah dipersiakan ramai manusia bertahun-tahun lamanya. tak ada kecewa, tak ada apa yg dipedulikan seorang Meor yg mahu terus berkarya dan berkarya.
42 tahun usia, Meor banyak ceritanya (klik blog), ditipu, dicemburui, disekat, dipinggir malah ada yg menghina kerana dia miskin harta. tapi jangan lupa, kena ingat, Meor kaya seni. hidup begitulah, tak ada yg mutlak, tak ada orang yg dapat disukai oleh semua org.
hari ini aku berbangga, kerana dapat menjadi anak muridnya - mungkin yg paling pemalas, belajar gitar dan belum pandai-pandai lagi, "practise, practise, practise," katanya. itu yg liat aku nak buat tu.
Thursday, September 24, 2009
mengenang Memali: Klue
(Saksikan Puan Solehah Husin, balu kepada Allahyarham As Syahid Ustaz Ibrahim Libya, dalam dokumentari Al Fatehah Memali)
wawancara aku dgn Klue (klik sini) ttg dokumentari ini.
Wednesday, September 23, 2009
Al-Fatehah Memali
terima kasih kepada semua (khususnya warga Memali) yg membantu menolong menjayakan video dokumentari ini.
Prasasti Memali bukan disuratkan dengan plak emas atau ukiran di atas logam2 mahal. cukup hanya dengan tulisan marker pen di atas manilakad .
(gambar pusara para Syuhada)
Al Fatehah Memali menceritakan kisah dua orang penyanyi penulis lagu (singer songwriter) Black (klik blog) dan Meor (klik blog) yang cuba mengungkap peristiwa pembunuhan beramai-ramai penduduk Kg. Memali pada tahun 1985 di Baling, Kedah.
Al Fatehah Memali dapat menjadi kenyataan setelah cadanganku diterima pihak Freedom Film Festival dan Komas (klik di sini untuk jadual, tiket2 percuma tayangan Al-Fatehah Memali, berserta 'filem'2 lainnya).
Komas bertindak sebagai produser dengan mengeluarkan belanja sederhana RM 5ribu.
gambar2 dlm catatan ini diambil oleh teman, Alfian Tahir (klik blognya) yg mengikuti penggambaran.
(kucing Memali)
Prasasti Memali bukan disuratkan dengan plak emas atau ukiran di atas logam2 mahal. cukup hanya dengan tulisan marker pen di atas manilakad .
(gambar pusara para Syuhada)
Al Fatehah Memali menceritakan kisah dua orang penyanyi penulis lagu (singer songwriter) Black (klik blog) dan Meor (klik blog) yang cuba mengungkap peristiwa pembunuhan beramai-ramai penduduk Kg. Memali pada tahun 1985 di Baling, Kedah.
Al Fatehah Memali dapat menjadi kenyataan setelah cadanganku diterima pihak Freedom Film Festival dan Komas (klik di sini untuk jadual, tiket2 percuma tayangan Al-Fatehah Memali, berserta 'filem'2 lainnya).
Komas bertindak sebagai produser dengan mengeluarkan belanja sederhana RM 5ribu.
gambar2 dlm catatan ini diambil oleh teman, Alfian Tahir (klik blognya) yg mengikuti penggambaran.
(kucing Memali)
Friday, September 18, 2009
MEMBAKAR BAHTERA - puisi terbaru A. Samad Said
Maaf, bangkitlah. Janganlah tidur, Dayang Fina!
Bangsaku sedang terhumban dalam kawah dosa.
Bubur liur muntah kata penguncup bahasa
kini berterusan tercurah ke tekak bangsa.
Kita dihulurkan panji bergelumang nanah,
digesa agar ghairah menjulang setingginya.
Di bawahnya, kita disihir menjadi angka
bertandak serancak mengejek Akta Bahasa.
(gambar hiasan SS)
Tangan kuasawan yang berlinang billiona
melupuskan ekuiti bangsa seenaknya—
menyuburkan taman budaya wangsa penjajah,
membakar bahtera khazanah Dato Hang Tuah.
Usah lena lagi—usah, usah—Dayang Fina!
Wira harta terus mencemar istana kata,
menyihir murbawan jadi sekedar boneka
untuk lanjut angkuh meludah Akta Bahasa.
(gambar hiasan SS)
Kita sedang diasuh mendakap kepalsuan,
dalam senyap, menajisi benih kebenaran.
Hikayat hemah wajar bangat diulang baca
sebelum bangsawan sedar hikmahnya aksara.
Maaf, jangan lena, jangan lena, Dayang Fina!
Bangsa sedang gelupur dalam cekau kuasa.
Pendeta perlu cepat ganti gigi ke taring,
meraung senyilu nasib bahasa yang gering.
Maaf, kini tidur selenanya, Dayang Fina!
Cuma, jangan dilupai penakek bahasa.
30, 31 Ogos—3, Sept, 09. A. SAMAD SAID.
(kunjungi http://wirabukit.com/)
Thursday, September 17, 2009
Aku tertipu lagi
Nantikan kelahiran album Dari Rakyat Untuk Rakyat, nyanyian lagu-lagu Meor. sementara itu, dengarkan, kita "Sama antara sesama", indah:
Sama antara sesama
biarkan kata kata berterbangan
bagai kupu-kupu selepas hujan
lambang perhiasan semu
lambang perhiasan semu
datanglah aku tunggumu di sini
aku pun kupu-kupu di dinding itu
jadi perhiasan untuk kau tatap
jadi perhiasan untuk kau tatap
DIMANAKAH kau…
kala tubuh ku hangus
dimamah mentari
ditengah padang yang luas
di manakah kau…
kala ku mendongak kelangit
yang ku tatap hanya awan
aku tertipu lagi…
kehadiranku hanyalah lakaran
campuran warna warna
yang di gaulkan
sehingga menjadi kita
SAMA ANTARA SESAMA
Sama antara sesama
biarkan kata kata berterbangan
bagai kupu-kupu selepas hujan
lambang perhiasan semu
lambang perhiasan semu
datanglah aku tunggumu di sini
aku pun kupu-kupu di dinding itu
jadi perhiasan untuk kau tatap
jadi perhiasan untuk kau tatap
DIMANAKAH kau…
kala tubuh ku hangus
dimamah mentari
ditengah padang yang luas
di manakah kau…
kala ku mendongak kelangit
yang ku tatap hanya awan
aku tertipu lagi…
kehadiranku hanyalah lakaran
campuran warna warna
yang di gaulkan
sehingga menjadi kita
SAMA ANTARA SESAMA
Tuesday, September 15, 2009
jebeng dan terompah kayu
menarik juga blog terompah kayu (klik ke blog) ini, tak tahu siapa, tapi tu ler namanya, dengan tagline, cakap kosong untuk lebih human, ha ha ha, cakap berisi tak human ker? kosong ker penuh ker...human tak human...merapik ker meraban.. tak tahulah aku...macam cerita terompah kayu dlm catatan jebeng dan kumpulan minor 1...tak tauler utk aku, setakat ni, menarik utk dibaca...selagi dpt on9 ni..he he he
16 September: Hari Lahir Siapa?
Pada 16 September 1963, Malaysia ditubuhkan.
Mental Mentol Lee Kuan Yew pula lahir pada 16 September 1923.
Buku karangan Rupert Emerson, Malaysia: A Study In Direct and Indirect Rules, terbit pertama kalinya pada September 1937, tidak pasti pula bila tarikhnya.
Apapun, mengulang kata2 sendiri, kita semua perlu mencuba belajar menjadi Malaysia yg baru dari segala kegagalan masa lalunya.
Mental Mentol Lee Kuan Yew pula lahir pada 16 September 1923.
Buku karangan Rupert Emerson, Malaysia: A Study In Direct and Indirect Rules, terbit pertama kalinya pada September 1937, tidak pasti pula bila tarikhnya.
Apapun, mengulang kata2 sendiri, kita semua perlu mencuba belajar menjadi Malaysia yg baru dari segala kegagalan masa lalunya.
Sunday, September 13, 2009
Sokong Malaysiakini.com
besok, isnin 14 september 2009, jam 10 pagi.
para pembaca/ penyokong Malaysiakini dijemput hadir
ke perkarangan bangunan Malaysiakini.com,
di belakang stesen putra lrt Bangsar, kuala lumpur.
hal ini untuk menyatakan sokongan moral terhadap tindakan gangguan Suruhanjaya Multi Media Malaysia, yang akan hadir menganggu Malaysiakini.com kerana menyiarkan video kepala lembu.
terima kasih
para pembaca/ penyokong Malaysiakini dijemput hadir
ke perkarangan bangunan Malaysiakini.com,
di belakang stesen putra lrt Bangsar, kuala lumpur.
hal ini untuk menyatakan sokongan moral terhadap tindakan gangguan Suruhanjaya Multi Media Malaysia, yang akan hadir menganggu Malaysiakini.com kerana menyiarkan video kepala lembu.
terima kasih
Friday, September 11, 2009
Malaysia:telah wujud pd. September 1937
Malaysia adalah projek kolonial. benar, seperti buku ini yg terbit pd September 1937
projek penjajahan bentuk baru, empayar baru dolar dan tentera Amerika Syarikat (A.S). Projek yg kununnya bertitik tolak dari hasrat murni A.S utk membebaskan tanah jajahan Inggeris, tetapi dgn niat jahat, menjajahnya dlm bentuk baru.
Kemudiannya, projek kolonial A.S mendapat akal jahat, angan2 paling bodoh bergelar teori domino, iaitu setelah Vietnam menjadi negara komunis, maka satu demi satu negara2 di Asia Tenggara akan menjadi negara komunis.Hal ini ditulis Pak Said Zahari, yang dipenjara ISA oleh Lee Kuan Yew di singapura, selama 17 tahun tanpa bicara, dalam buku memoirnya "Meniti lautan gelora."
Antara sasaran projek kolonial A.S ini adalah menubuhkan negara Malaysia; melucutkan gagasan Nusantara Melayu Raya; menggulingkan presiden Sukarno; menghapuskan kekuatan rakyat Indonesia yg anti penjajahan - bentuk baru dan lama - dari kuasa kolonial barat. hari ini kita dapat melihat fakta2 ini secara terperinci dengan terbitnya dokumen2 rahsia CIA seperti ini (sila klik
mujur A.S punya akta kebebasan maklumat sekarang, jadi kita semua boleh menyelidik dokumen2 yg dianggap sulit dan rahsia dulunya hanya pada capaian internet.
Bermula dengan cadangan penubuhan Malaysia, kemudian konfrontasi Malaysia-Indonesia, perjuangan rakyat Kalimantan Utara, serangan Indonesia ke Malaysia-yg dipercayai disabotaj Jenderal Suharto, apabila tempat mendarat payung terjun tentera Indonesia telah dikenalpasti bocor rahsianya atau kecekapan risikan tentera Malaysia? Seiring dengan kegagalan operasi ketenteraan Sukarno ke atas Malaysia, rentetan satu demi satu peristiwa yang akhirnya membawa kepada peristiwa rampasan kuasa oleh Jenderal Suharto, yg didukung CIA, diikuti dengan pembunuhan hampir satu juta rakyat Indonesia pada tahun 1965-1966 atas alasan memerangi komunisme. Sebaliknya rejim Suharto terbukti tidak lebih sebagai rejim boneka A.S.
nama Malaysia telah ada dalam gagasan kuasa penjajahan Barat sejak dicatat dalam peta Sepanyol kurun ke 16. lebih kukuh lagi, Malaysia sebagai gagasan asing kuasa imperialis A.S, dicatat pada judul buku Malaysia: a study in Direct and Indirect Rules, tulisan profesor Universiti Havard merangkap penasihat luar A.S, Rupert Emerson yang jelas mengkritik pentadbiran kolonial Inggeris dalam suatu gagasan geografi yang bernama Malaysia, peta dan sempada kekuasaan negara. buku itu diterbitkan Macmillan New York pada tahun 1937, tahun2 orang2 di sini sedang marak semangatnya dengan cita-cita dan hasrat Melayu Raya Nusantara, tahun2 org2 di sini belum lagi mengerti atau peduli pada makna dari kata Malaysia. tahun2 kesetiaan rakyat Tanah Melayu pada negeri dan raja2nya, tahun2 inggeris masih lagi penjajah ke atas wilayah dengan nama - Negeri2 Melayu Bersekutu, Negeri2 Melayu tidak bersekutu, Negeri2 Selat, Borneo-Sabah, Sarawak dan Brunei.
gagasan A.S tentang Malaysia sepertimana yg dihasratkan Rupert Emerson menjadi kenyataan pada tahun 16 September 1963 bilamana Singapura, Tanah Melayu (atau suka dikenal sebagai Malaya), Sabah dan Sarawak bersama-sama menubuhkan Malaysia. Brunei di saat akhir, menarik diri daripada menyertai Malaysia, dan kekal dibawah naungan jajahan Inggeris hingga ke tahun 1984. manakala Singapura pula menyertai Malaysia setakat tahun 1965.
pendokong gagasan Nusantara Melayu Raya seperti Lim Chin Siong dan Said Zahari yang menentang penubuhan Malaysia sebagai projek kolonial A.S, juga beranggapan Singapura sememangnya sudah menjadi bahagian Tanah Melayu, tidak timbul persoalan tentang Singapura masuk Malaysia. kita tidak akan semudahnya melupakan derita suatu pengorbanan cita2 masa lalu yg gagal. perlembagaan rakyat dan gabungan Putera AMCJA, perang anti British darurat, dan kemerdekaan, Barisan Sosialis dan penangkapan ISA terhadap hampir kesemua wakil rakyat Parti Rakyat dan Parti Buruh-Adun, Ahli Parlimen, Ahli Pihak Berkuasa Tempatan, juga pemimpin bahagian dan cawangan, pengharaman pilihanraya majlis tempatan atas kemenangan hampir seluruh kerusi kepada Barisan Sosialis. Presiden Pas, Dr Burhanudin Al-Helmy juga turut merengkok di dalam ISA atas tuduhan kununnya menentang penubuhan Malaysia.
sekarang kita mesti belajar menjadi Malaysia yang baru, dari semua kegagalannya. apakah akan dtg kita akan terus mengadap pengajaran dari kegagalan masakini, atau kejayaannya, untuk aku, usah dipedulikan. kita hanya perlu mencuba, kalau tak cuba, kita tak tahu.
falsafah sampah: kedunguan cara hidupku!
falsafah itu cinta akan kebijaksanaan, kaedah pemikiran yg tersusun, kritikal menyoal tanya dan dengan kewajaran berhujah secara waras.
sayangnya, Malaysia yg dikatakan maju dari segi kemudahan, teknologi dan kecanggihan bangunan, tidak memiliki sekolah/jabatan/fakulti falsafah di universiti2 awamnya.
Universiti2 awam negara2 kaya di Eropah menawarkan fakulti falsafah. Arab Saudi yg dikatakan sebuah negara tertutup juga ada sekolah falsafah. Indonesia di zaman kukubesi kejam rejim Suharto pun ada fakulti falsafah. Malah di Bangladesh, selain diajar di universiti, falsafah juga turut diajarkan di sekolah-sekolah menengah, dengan matapelajaran seperti pemikiran kritikal.
menurut seorg teman yg bekerja di sebuah universiti awam, hal ini kerana dasar dr. mahathir yang tidak suka masyarakat Malaysia amnya, dan khususnya org2 Melayu memiliki cara berfikir kritikal akibat belajar ilmu falsafah. tetapi sebelum dr. M jadi PM pun memang tidak ada sejarah kewujudan sekolah/jabatan/fakulti falsafah di universiti2 awam Malaysia.
dalam erti kata lain Melayu hendaklah didungu bodohkan, sebodoh bodohnya oleh gerombolan United Malays National Organization, baruler betul falsampah Umno!
sayangnya, Malaysia yg dikatakan maju dari segi kemudahan, teknologi dan kecanggihan bangunan, tidak memiliki sekolah/jabatan/fakulti falsafah di universiti2 awamnya.
Universiti2 awam negara2 kaya di Eropah menawarkan fakulti falsafah. Arab Saudi yg dikatakan sebuah negara tertutup juga ada sekolah falsafah. Indonesia di zaman kukubesi kejam rejim Suharto pun ada fakulti falsafah. Malah di Bangladesh, selain diajar di universiti, falsafah juga turut diajarkan di sekolah-sekolah menengah, dengan matapelajaran seperti pemikiran kritikal.
menurut seorg teman yg bekerja di sebuah universiti awam, hal ini kerana dasar dr. mahathir yang tidak suka masyarakat Malaysia amnya, dan khususnya org2 Melayu memiliki cara berfikir kritikal akibat belajar ilmu falsafah. tetapi sebelum dr. M jadi PM pun memang tidak ada sejarah kewujudan sekolah/jabatan/fakulti falsafah di universiti2 awam Malaysia.
dalam erti kata lain Melayu hendaklah didungu bodohkan, sebodoh bodohnya oleh gerombolan United Malays National Organization, baruler betul falsampah Umno!
Wednesday, September 9, 2009
Aku lembu bodoh!
membaca tulisan dgn judul "mereka ini ahli syurga kelas pertama" di blog Alfian Tahir (klik sini), aku sangat terperanjat dengan wajah-wajah kemarahan gerombolan yg mengaku pejuang Melayu Islam, membantah wujudnya rumah ibadat Hindu. aku jadi lentuk lemah..kuss semangat..betul-betul takut dan kecut perut dan teluqku, tubuh terketar menggigil berpeluh dingin, aku terkucil, tercirit terberak memerhati jegil beliak garang mata terjojol, dan tegang kederat mereka menjerit tentang HAK:
tapi tiba-tiba aku jadi berani, seperti tabah dan cekalnya Khalid Samad dan Khalid Ibrahim melayan kesakitan, menghadapi gerombolan yg kunun 'berani' itu, apabila aku mengingat Peristiwa Pembunuhan Memali atas arahan 3M (uMno, Madey & Musa), apabila aku memerhati gambar2 Surau Kg. Berembang diruntuh jentolak rompakan usahasama Khir Toyol dan tauke Klang Tee Leh Teck, apabila aku menonton video Utube kemusnahan Masjid Bujal atas arahan gerombolan Umno- BN, aku tersenyum, cukup manis kesakitan pura-pura:
tapi tiba-tiba aku jadi berani, seperti tabah dan cekalnya Khalid Samad dan Khalid Ibrahim melayan kesakitan, menghadapi gerombolan yg kunun 'berani' itu, apabila aku mengingat Peristiwa Pembunuhan Memali atas arahan 3M (uMno, Madey & Musa), apabila aku memerhati gambar2 Surau Kg. Berembang diruntuh jentolak rompakan usahasama Khir Toyol dan tauke Klang Tee Leh Teck, apabila aku menonton video Utube kemusnahan Masjid Bujal atas arahan gerombolan Umno- BN, aku tersenyum, cukup manis kesakitan pura-pura:
Monday, September 7, 2009
lagu aneh
terima kasih buat Nazri yg mengenalkan aku pada Peter Murphy pd waktu2 merempat di rumahnya dulu:
A Strange Kind of Love
A strange kind of feeling
Swims through your eyes
And like the doors
To a wide vast dominion
They open to your prize
This is no terror ground
Or place for the rage
No broken hearts
White wash lies
Just a taste for the truth
Perfect taste choice and meaning
A look into your eyes
Blind to the gemstone alone
A smile from a frown circles round
Should he stay or should he go
Let him shout a rage so strong
A rage that knows no right or wrong
And take a little piece of you
There is no middle ground
Or that's how it seems
For us to walk or to take
Instead we tumble down
Either side left or right
To love or to hate
A Strange Kind of Love
from Deep
A strange kind of love A strange kind of feeling
Swims through your eyes
And like the doors
To a wide vast dominion
They open to your prize
This is no terror ground
Or place for the rage
No broken hearts
White wash lies
Just a taste for the truth
Perfect taste choice and meaning
A look into your eyes
Blind to the gemstone alone
A smile from a frown circles round
Should he stay or should he go
Let him shout a rage so strong
A rage that knows no right or wrong
And take a little piece of you
There is no middle ground
Or that's how it seems
For us to walk or to take
Instead we tumble down
Either side left or right
To love or to hate
Sunday, September 6, 2009
Malaysia boleh gagal!!!
Sepuluh hari lagi, maka menjelmalah 16 September, hari tertubuhnya negara Malaysia.
Malaysia adalah projek penjajahan empayar kolonial Inggeris dan Amerika Syarikat.
Malaysia adalah sejarah projek2 yang gagal;
Malaysia adalah Sabah yang gagal menjadi sebahagian dari Filipina.
Malaysia adalah Nusantara Melayu Raya yang gagal menjadi Indonesia.
Malaysia adalah kegagalan gerakan kemerdekan rakyat Kalimantan Utara.
Malaysia adalah kehancuran pakatan progresif demokratik yg dipelopori Putera-Amcja.
Malaysia adalah Singapura yang terlepas ke tangan Lee Kuan Yew dan PAP.
Malaysia adalah rompakan United Malays National Organization.
Malaysia adalah.....................................................................................................
Malaysia adalah projek penjajahan empayar kolonial Inggeris dan Amerika Syarikat.
Malaysia adalah sejarah projek2 yang gagal;
Malaysia adalah Sabah yang gagal menjadi sebahagian dari Filipina.
Malaysia adalah Nusantara Melayu Raya yang gagal menjadi Indonesia.
Malaysia adalah kegagalan gerakan kemerdekan rakyat Kalimantan Utara.
Malaysia adalah kehancuran pakatan progresif demokratik yg dipelopori Putera-Amcja.
Malaysia adalah Singapura yang terlepas ke tangan Lee Kuan Yew dan PAP.
Malaysia adalah rompakan United Malays National Organization.
Malaysia adalah.....................................................................................................
Al Fatehah Syed Azad
dalam bas perjalanan pulang dari JB ke KL tadi aku menerima berita pemergian seorg kawanku, seorg pemandu teksi, Syed Azad. tak sempat aku mengiringi jenazahnya.
tapi kebelakangan akhir2 ini aku banyak menghabiskan masa berbual/melepak dengannya.jadi tak adalah merasa ralat sangat. antara ayatnya yg sampai sekarang masih terngiang-ngiang ialah, "aku ni Mat, tak hisap rokok, tak minum (arak) pun sakit macam-macam ni, kau tahu tak," sebenarnya aku tak tahu, tak siapa boleh tentu. moga dia berbahagia. Amin
aku juga tak lupa mutiara kata yg selalu disebutnya, "hubbul wathan minal iman" - mencintai tanah air itu sebahagian dari iman!
tapi kebelakangan akhir2 ini aku banyak menghabiskan masa berbual/melepak dengannya.jadi tak adalah merasa ralat sangat. antara ayatnya yg sampai sekarang masih terngiang-ngiang ialah, "aku ni Mat, tak hisap rokok, tak minum (arak) pun sakit macam-macam ni, kau tahu tak," sebenarnya aku tak tahu, tak siapa boleh tentu. moga dia berbahagia. Amin
aku juga tak lupa mutiara kata yg selalu disebutnya, "hubbul wathan minal iman" - mencintai tanah air itu sebahagian dari iman!
Tuesday, September 1, 2009
Renungan 11 Ramadhan: ingatan Takbai ditibai!!!
Dalam kita memperkatakan erti kemerdekaan, ia merentas sempadan kuasa, apatah lagi kita yg mengakui diri sebagai anak semua bangsa. maka kenang2kanlah peristiwa Tak Bai tanggal 11 Ramadhan 1424 (klik sini http://thailand.ahrchk.net/takbai/), setelah lima Ramadhan berlalu, rakyat Patani dan syuhada Takbai belum mendapat keadilannya. Apatah lagi, pada bulan Mei yang lalu Mahkamah Wilayah Songkla Thailand memutuskan pihak tentera dan polis Thailand yang berlaku kejam ke atas rakyat Patani (klik berita) sebagai tidak bersalah:
Apa yg terjadi pada hari tersebut jelas merupakan pencabulan hak asasi manusia yang maha kejam dilakukan oleh tentera Siam ke atas rakyat Patani.
85 rakyat Patani meninggal dunia, terkorban atas penyeksaan penuh hina dari tentera Siam. lebih seribu orang ditahan pihak tentera.
Suruhanjaya Hak Asasi Thailand melaporkan para tahanan dipukul dengan belantan, ditendang dan ditumbuk, ada antara mereka dipukul ketika tertiarap di atas lantai, dengan tangan terikat dibelakang mereka.
SS: Oh terlupa, kpd abang2 haji ustaz tuan guru para pemuda Pas, yg kini sedang giat memFOKUSkan KEBERANIAN, masa, tenaga, fikiran dan sumber mereka untuk berdemo konsert band cikai Michael yg masih belajar rock tu, dicadangkan agar mengalih sepenuh tumpuan, masa, tenaga, fikiran, sumber dan kekuatan bagi membela hak kemerdekaan rakyat Patani dan menuntut keadilan atas kezaliman di Tak Bai (mereka kan org Islam juga).
Apa yg terjadi pada hari tersebut jelas merupakan pencabulan hak asasi manusia yang maha kejam dilakukan oleh tentera Siam ke atas rakyat Patani.
85 rakyat Patani meninggal dunia, terkorban atas penyeksaan penuh hina dari tentera Siam. lebih seribu orang ditahan pihak tentera.
Suruhanjaya Hak Asasi Thailand melaporkan para tahanan dipukul dengan belantan, ditendang dan ditumbuk, ada antara mereka dipukul ketika tertiarap di atas lantai, dengan tangan terikat dibelakang mereka.
SS: Oh terlupa, kpd abang2 haji ustaz tuan guru para pemuda Pas, yg kini sedang giat memFOKUSkan KEBERANIAN, masa, tenaga, fikiran dan sumber mereka untuk berdemo konsert band cikai Michael yg masih belajar rock tu, dicadangkan agar mengalih sepenuh tumpuan, masa, tenaga, fikiran, sumber dan kekuatan bagi membela hak kemerdekaan rakyat Patani dan menuntut keadilan atas kezaliman di Tak Bai (mereka kan org Islam juga).
Sunday, August 30, 2009
demoKERASSSSi!!!
demoCRAZY, pagi ahad dan keraguan nikmat Haddad dari Jordan di malam minggu, lalu mendengar si yahudi ini menyindir kebodohan bahtera kekuasaan Amerika, dalam lagu democracy, leonard cohen dari album the future, 1992:
It's coming through a hole in the air,
from those nights in Tiananmen Square.
It's coming from the feel
that this ain't exactly real,
or it's real, but it ain't exactly there.
From the wars against disorder,
from the sirens night and day,
from the fires of the homeless,
from the ashes of the gay:
Democracy is coming to the U.S.A.
It's coming through a crack in the wall;
on a visionary flood of alcohol;
from the staggering account
of the Sermon on the Mount
which I don't pretend to understand at all.
It's coming from the silence
on the dock of the bay,
from the brave, the bold, the battered
heart of Chevrolet:
Democracy is coming to the U.S.A.
It's coming from the sorrow in the street,
the holy places where the races meet;
from the homicidal bitchin'
that goes down in every kitchen
to determine who will serve and who will eat.
From the wells of disappointment
where the women kneel to pray
for the grace of God in the desert here
and the desert far away:
Democracy is coming to the U.S.A.
Sail on, sail on
O mighty Ship of State!
To the Shores of Need
Past the Reefs of Greed
Through the Squalls of Hate
Sail on, sail on, sail on, sail on.
It's coming to America first,
the cradle of the best and of the worst.
It's here they got the range
and the machinery for change
and it's here they got the spiritual thirst.
It's here the family's broken
and it's here the lonely say
that the heart has got to open
in a fundamental way:
Democracy is coming to the U.S.A.
It's coming from the women and the men.
O baby, we'll be making love again.
We'll be going down so deep
the river's going to weep,
and the mountain's going to shout Amen!
It's coming like the tidal flood
beneath the lunar sway,
imperial, mysterious,
in amorous array:
Democracy is coming to the U.S.A.
Sail on, sail on ...
I'm sentimental, if you know what I mean
I love the country but I can't stand the scene.
And I'm neither left or right
I'm just staying home tonight,
getting lost in that hopeless little screen.
But I'm stubborn as those garbage bags
that Time cannot decay,
I'm junk but I'm still holding up this little wild bouquet:
Democracy is coming to the U.S.A.
It's coming through a hole in the air,
from those nights in Tiananmen Square.
It's coming from the feel
that this ain't exactly real,
or it's real, but it ain't exactly there.
From the wars against disorder,
from the sirens night and day,
from the fires of the homeless,
from the ashes of the gay:
Democracy is coming to the U.S.A.
It's coming through a crack in the wall;
on a visionary flood of alcohol;
from the staggering account
of the Sermon on the Mount
which I don't pretend to understand at all.
It's coming from the silence
on the dock of the bay,
from the brave, the bold, the battered
heart of Chevrolet:
Democracy is coming to the U.S.A.
It's coming from the sorrow in the street,
the holy places where the races meet;
from the homicidal bitchin'
that goes down in every kitchen
to determine who will serve and who will eat.
From the wells of disappointment
where the women kneel to pray
for the grace of God in the desert here
and the desert far away:
Democracy is coming to the U.S.A.
Sail on, sail on
O mighty Ship of State!
To the Shores of Need
Past the Reefs of Greed
Through the Squalls of Hate
Sail on, sail on, sail on, sail on.
It's coming to America first,
the cradle of the best and of the worst.
It's here they got the range
and the machinery for change
and it's here they got the spiritual thirst.
It's here the family's broken
and it's here the lonely say
that the heart has got to open
in a fundamental way:
Democracy is coming to the U.S.A.
It's coming from the women and the men.
O baby, we'll be making love again.
We'll be going down so deep
the river's going to weep,
and the mountain's going to shout Amen!
It's coming like the tidal flood
beneath the lunar sway,
imperial, mysterious,
in amorous array:
Democracy is coming to the U.S.A.
Sail on, sail on ...
I'm sentimental, if you know what I mean
I love the country but I can't stand the scene.
And I'm neither left or right
I'm just staying home tonight,
getting lost in that hopeless little screen.
But I'm stubborn as those garbage bags
that Time cannot decay,
I'm junk but I'm still holding up this little wild bouquet:
Democracy is coming to the U.S.A.
Saturday, August 29, 2009
Gedung Kartun: Hak Kebebasan Mencetak (Freedom to press is the freedom of the press!!!)
KDN kata majalah Gedung Kartun pakai permit palsu
klik http://www.malaysiakini.com/news/111683
bukan itu hal duduk perkaranya. Majalah Gedung Kartun (GK) adalah hak bersuara dalam karya. GK adalah hak kebebasan rakyat untuk mencetak yang dirampas KDN.
jika demonstrasi cap arak kepala lembu, dapat berjalan dengan aman dan dibiarkan polis berlangsung. biarpun mesejnya cukup ganas serta jelas mendorong pertelagahan dan perseteruan antara kaum. ia bersambut dengan kewarasan, emosi dapat diketepikan, fakta dibincangkan dan mitos dipecahkan satu demi satu.
kenapa pula demonstrasi puluhan ribu rakyat membantah ISA kemarin, dihujani dengan keganasan polis?
kenapa SPRM perlahan menyiasat pimpinan BN yg korup, tetapi cepat pada Pakatan?
Nah, kenapa pula luahan rasa para seniman dalam bentuk karya kreatif kartun, dihalang, dirampas majalahnya, didakwa pencetak dan penerbit dan mungkin bakal dihukum penguasa?
apabila, yg benar disalahkan dan yang salah dibenarkan,
maka
mengutip kata-kata hikmat penyair 'lagenda' era reformasi Indonesia, Widji Thukul, yang hilang tak bertanda, mati tak berkubur, mangsa penculikan tentera di hari-hari rusuhan tahun-tahun akhir kejatuhan rejim kukubesi Jenderal Suharto:
HANYA ADA SATU KATA LAWAN!!!!
Friday, August 28, 2009
Empangan Lingiu:kalau milik Johor, kenapa Singapura selenggara?
kalau tak ada berita ini, aku rasa ramai yang tak tahu kewujudan empangan ini, dan cerita haloba disebaliknya.
kenapa tidak ada dokumen/ warta awam tentang perjanjian pembinaan empangan ini?
dulu selepas 'Merdeka', kerajaan gerombolan terpaksa membeli semula hartanah dan ladang yg kununnya milik Inggeris, seperti Guthrie atau akhbar The New Straits Time. walhal kemerdekaan yg mutlak adalah dgn memilikRAKYATkan hartanah tersebut, apa hal nak kena bayar lagi pulak? dah beratus tahun di jajah, bila penjajah keluar, kena bayar lagi, (betul2 cerdik) meskipun hartanah seperti Guthrie itukan dibangun atas perampasan hak dan penjajahan rakyat tanah air ini.
sekadar ingatan, mana tahu takut terlupa, kata Tun Kunun Melayu mudah lupa:
‘Kawasan takungan rahsia’ punca banjir besar di Kota Tinggi?
K Kabilan & Nash Rahman (Malaysiakini.com)
Mar 1, 07 3:19pm
Penduduk Kota Tinggi tidaklah risau sangat walaupun hujan lebat berterusan pada 18 Disember tahun lalu. Lagipun, hujan lebat dilaporkan berlaku di seluruh negeri Johor. Tidak terlintas langsung di fikiran mereka tentang apa yang bakal berlaku selepas itu.
Pada hari berikutnya, air Sungai Johor melimpahi tebingnya dan menenggelamkan pusat bandar Kota Tinggi. Dan banjir yang melanda pada bulan Disember dan Januari lalu itu, merupakan yang terburuk pernah berlaku di Johor.
Menteri Besar Johor, Datuk Seri Abdul Ghani Othman dilaporkan berkata punca Kota Tinggi teruk dilanda banjir bukan disebabkan oleh hujan lebat tetapi juga kerana air yang dilepaskan dari kawasan tadahan di kawasan hutan simpan di sekelilingnya.
Menurutnya, keadaan topografi daerah itu telah menjadikan Kota Tinggi ‘perangkap banjir’, dan sekaligus menenggelamkan keseluruhan bandar tersebut.
Menurut seorang aktivis tempatan, masalah tersebut ada kaitan dengan kewujudan kawasan takungan air di Linggiu, yang terletak kira-kira 40 kilometer dari Kota Tinggi.
Beliau mendakwa “kawasan takungan rahsia milik kerajaan Singapura” itu turut menjadi penyumbang utama kepada kejadian banjir yang menenggelamkan Kota Tinggi. Bagaimanapun, Singapura menafikannya.
“Pertama-tamanya, lokasi kawasan takungan itu adalah salah. Ia mewujudkan bahaya kepada bandar dan perkampungan di sekitar kawasan tersebut,” kata Zaaba Abdul Samad ketika ditemui malaysiakini baru-baru ini.
Berbekal peta topografi kawasan tersebut, Zaaba menunjukkan paras kawasan takungan itu terletak lebih tinggi daripada kawasan sekitarnya.
“Apa yang saya mahu tahu ialah mengapa kerajaan Johor bersetuju untuk membina kawasan takungan air itu di sini,” katanya.
Kawasan takungan rahsia
Zaaba telah puas berusaha untuk mendapatkan maklumat lanjut mengenai perjanjian antara Johor dan Singapura mengenai pembinaan kawasan takungan Linggiu itu tetapi gagal menemuinya di arkib awam. Beliau hanya memperolehi Pelan Warta bagi kawasan takungan tersebut.
“Kita mempunyai dokumen-dokumen awam bagi dua lagi kawasan takungan yang membekalkan air kepada Singapura. Semuanya lengkap. Tetapi bagi kawasan takungan Linggiu, anehnya tidak ada,” katanya.
Bukan setakat dokumen mengenai kawasan takungan itu sukar diperolehi, lokasinya juga tidak diketahui ramai penduduk tempatan.
Papan tanda pertama yang menunjukkan lokasi kawasan takungan itu ditemui selepas kira-kira 40km di jalan utama Kota Tinggi-Kluang. Ia terletak berhampiran pekan kecil Tenggara.
Dari sana, terdapat jalan ke kawasan skim Felda Linggiu dan di situ kelihatan papan tanda kedua.
Kawasan takungan itu terletak 11 kilomter dari jalan masuk ke kawasan Felda tersebut. Jalan menuju ke kawasan takungan itu berlubang-lubang kerana ia digunakan oleh lori mengangkut pasir.
Kemudian, tiba-tiba ia disambung ke sebatang jalan tar yang baik manakala kawasan sekitarnya juga kelihatan diselenggarakan dengan baik. Jalan tersebut membawa ke pintu masuk utama yang berpagar besi ke kawasan takungan itu
Terdapat papan tanda melarang orang luar memasuki kawasan takungan tersebut.
Beberapa penduduk tempatan yang ditemui malaysiakini di situ untuk memancing ikan, berkata kawasan takungan itu dikawal rapi oleh anggota keselamatan yang sering membuat rondaan.
“Anggota keselamatan ini bukan orang tempatan. Jika orang sini kami kenal. Mereka dari sana. Begitu juga dengan orang lain yang bekerja di situ,” kata mereka, merujuk kepada rakyat Singapura.
Malaysiakini cuba mencari jalan masuk ke kawasan tersebut tetapi tidak berjaya kerana pintu pagar utama itu berkunci dan tidak ada anggota keselamatan bertugas di situ.
Kebimbangan keselamatan
Kawasan takungan itu sendiri dikelilingi oleh empat gunung, 55 bukit dan kawasan hutan simpan. Terdapat banyak sungai dan semua sumber air itu mengalir ke sebuah kawasan tasik yang besar. Ia terletak kira-kira 88km dari Singapura.
“Ia merupakan kawasan tadahan air yang cukup ideal. Ia tidak pernah putus bekalan air. Takungan air tersebut disalurkan ke sebuah loji rawatan air di Senai. Dari situ ia disalurkan ke Singapura,” kata Zaaba.
Bagaimanapun, katanya, apa yang menjadi kebimbangan sekarang ialah keselamatan ribuan rakyat Johor yang tinggal di sekitar kawasan takungan itu.
Jika berlaku kemalangan pada takungan air Linggui, katanya, airnya pasti akan mengakibatkan banjir besar dan ramai yang akan terkorban.
Terdapat banyak isu-isu lain yang berkaitan dengan kawasan takungan Linggiu itu. Ramai aktivis tempatan yang ditemui malaysiakini berkata, tidak banyak yang diketahui mengenai pembinaan kawasan takungan itu serta kerja-kerja penyelenggaraannya sekarang.
“Tidak ada rekod awam mengenai selama manakah kawasan takungan itu akan digunakan dan bayaran-bayaran lain yang dibuat oleh republik itu kepada kerajan negeri Johor,” kata seorang aktivis yang tidak mahu namanya disebut.
Beliau menamah, satu-satu bayaran yang dibuat oleh kerajaan Singapura adalah sebanyak RM320 juta sebagai pampasan bagi kerosakan alam sekitar dan kehilangan kegunaan tanah ekoran pembinaan kawasan takungan itu.
“Kita tidak tahu jika terdapat bayaran lain yang dibuat kerana tidak ada sebarang hitam putih mengenainya,” katanya.
“Kita bimbang kawasan takungan Linggiu telah menjadi kawasan autonomi milik Singapura,” tambahnya.
Kebimbangan yang sama turut dibangkitkan sewaktu sidang Dewan Undangan Negeri (DUN) Johor tahun lalu, tetapi tiada jawapan memuaskan yang diberi oleh kerajaan negeri.
Rekod sidang dewan itu menunjukkan menteri besar meminta tambahan masa untuk menjawab soalan mengenai kawasan takungan itu kerana beliau perlu mendapatkan maklumat terlebih dahulu daripada agensi kerajaan yang berkaitan.
Usaha Malaysiakini untuk mendapatkan maklumat dari pejabat menteri besar mengenai perkara itu juga tidak berhasil.
Jawapan Singapura
Kerja-kerja pembinaan kawasan takungan Linggiu bermula pada 1988 dan siap sepenuhnya pada 1994. Kerajaan Singapura telah menandatangani perjanjian dengan Johor pada 1990 untuk membekalkan air dari kawasan takungan tersebut.
Pelan bagi kawasan takungan itu diwartakan pada 1990, tetapi tidak terdapat sebarang warta kerajaan negeri mengenainya.
Singapura telah menanggung kos pembinaan kawasan takungan itu. Johor memiliknya, tetapi Singapura menanggung semua kos operasinya. Ini adalah tambahan kepada RM320 juta bayaran pampasan yang dibayar kepada Johor pada 1990.
Singapura juga mendapatkan bekalan air dari dua lagi kawasan takungan di Johor – Gunong Pulai dan Sungai Johor. Bagaimanapun, terdapat dokumen-dokumen awam mengenai perjanjian bekalan air bagi kedua-dua kawasan takungan tersebut.
Ketika dihubungi, Lembaga Utiliti Awam Singapura (PUB) – yang mengurus dan menyelenggara kawasan takungan Linggiu – menolak dakwaan bahawa kawasan takungan itu menyumbang kepada kejadian banjir besar di Kota Tinggi.
“Kawasan takungan Linggiu bukan menjadi punca penyumbang kepada banjir tersebut. Malah, ia membantu menakung air hujan di dalam kawasan tadahan,” kata Pengurus Besar PUB, Fam Sui Ling, yang bertanggungjawab terhadap kawasan takungan itu.
“PUB tidak melepaskan sebarang air dari kawasan takungan Linggiu pada 18 Disember 2006 atau sekitarnya,” katanya dalam jawapan melalui emel.
Beliau juga menafikan kawasan takungan itu sudah menjadi milik Singapura.
“Kawasan takungan Linggiu milik kerajaan negeri Johor. PUB mengendalikan operasi kawasan takungan itu di bawah Perjanjian 1990 antara kerajaan negeri Johor dan PUB,” tambahnya.
(Apa isi perjanjiannya?????????)
kenapa tidak ada dokumen/ warta awam tentang perjanjian pembinaan empangan ini?
dulu selepas 'Merdeka', kerajaan gerombolan terpaksa membeli semula hartanah dan ladang yg kununnya milik Inggeris, seperti Guthrie atau akhbar The New Straits Time. walhal kemerdekaan yg mutlak adalah dgn memilikRAKYATkan hartanah tersebut, apa hal nak kena bayar lagi pulak? dah beratus tahun di jajah, bila penjajah keluar, kena bayar lagi, (betul2 cerdik) meskipun hartanah seperti Guthrie itukan dibangun atas perampasan hak dan penjajahan rakyat tanah air ini.
sekadar ingatan, mana tahu takut terlupa, kata Tun Kunun Melayu mudah lupa:
‘Kawasan takungan rahsia’ punca banjir besar di Kota Tinggi?
K Kabilan & Nash Rahman (Malaysiakini.com)
Mar 1, 07 3:19pm
Penduduk Kota Tinggi tidaklah risau sangat walaupun hujan lebat berterusan pada 18 Disember tahun lalu. Lagipun, hujan lebat dilaporkan berlaku di seluruh negeri Johor. Tidak terlintas langsung di fikiran mereka tentang apa yang bakal berlaku selepas itu.
Pada hari berikutnya, air Sungai Johor melimpahi tebingnya dan menenggelamkan pusat bandar Kota Tinggi. Dan banjir yang melanda pada bulan Disember dan Januari lalu itu, merupakan yang terburuk pernah berlaku di Johor.
Menteri Besar Johor, Datuk Seri Abdul Ghani Othman dilaporkan berkata punca Kota Tinggi teruk dilanda banjir bukan disebabkan oleh hujan lebat tetapi juga kerana air yang dilepaskan dari kawasan tadahan di kawasan hutan simpan di sekelilingnya.
Menurutnya, keadaan topografi daerah itu telah menjadikan Kota Tinggi ‘perangkap banjir’, dan sekaligus menenggelamkan keseluruhan bandar tersebut.
Menurut seorang aktivis tempatan, masalah tersebut ada kaitan dengan kewujudan kawasan takungan air di Linggiu, yang terletak kira-kira 40 kilometer dari Kota Tinggi.
Beliau mendakwa “kawasan takungan rahsia milik kerajaan Singapura” itu turut menjadi penyumbang utama kepada kejadian banjir yang menenggelamkan Kota Tinggi. Bagaimanapun, Singapura menafikannya.
“Pertama-tamanya, lokasi kawasan takungan itu adalah salah. Ia mewujudkan bahaya kepada bandar dan perkampungan di sekitar kawasan tersebut,” kata Zaaba Abdul Samad ketika ditemui malaysiakini baru-baru ini.
Berbekal peta topografi kawasan tersebut, Zaaba menunjukkan paras kawasan takungan itu terletak lebih tinggi daripada kawasan sekitarnya.
“Apa yang saya mahu tahu ialah mengapa kerajaan Johor bersetuju untuk membina kawasan takungan air itu di sini,” katanya.
Kawasan takungan rahsia
Zaaba telah puas berusaha untuk mendapatkan maklumat lanjut mengenai perjanjian antara Johor dan Singapura mengenai pembinaan kawasan takungan Linggiu itu tetapi gagal menemuinya di arkib awam. Beliau hanya memperolehi Pelan Warta bagi kawasan takungan tersebut.
“Kita mempunyai dokumen-dokumen awam bagi dua lagi kawasan takungan yang membekalkan air kepada Singapura. Semuanya lengkap. Tetapi bagi kawasan takungan Linggiu, anehnya tidak ada,” katanya.
Bukan setakat dokumen mengenai kawasan takungan itu sukar diperolehi, lokasinya juga tidak diketahui ramai penduduk tempatan.
Papan tanda pertama yang menunjukkan lokasi kawasan takungan itu ditemui selepas kira-kira 40km di jalan utama Kota Tinggi-Kluang. Ia terletak berhampiran pekan kecil Tenggara.
Dari sana, terdapat jalan ke kawasan skim Felda Linggiu dan di situ kelihatan papan tanda kedua.
Kawasan takungan itu terletak 11 kilomter dari jalan masuk ke kawasan Felda tersebut. Jalan menuju ke kawasan takungan itu berlubang-lubang kerana ia digunakan oleh lori mengangkut pasir.
Kemudian, tiba-tiba ia disambung ke sebatang jalan tar yang baik manakala kawasan sekitarnya juga kelihatan diselenggarakan dengan baik. Jalan tersebut membawa ke pintu masuk utama yang berpagar besi ke kawasan takungan itu
Terdapat papan tanda melarang orang luar memasuki kawasan takungan tersebut.
Beberapa penduduk tempatan yang ditemui malaysiakini di situ untuk memancing ikan, berkata kawasan takungan itu dikawal rapi oleh anggota keselamatan yang sering membuat rondaan.
“Anggota keselamatan ini bukan orang tempatan. Jika orang sini kami kenal. Mereka dari sana. Begitu juga dengan orang lain yang bekerja di situ,” kata mereka, merujuk kepada rakyat Singapura.
Malaysiakini cuba mencari jalan masuk ke kawasan tersebut tetapi tidak berjaya kerana pintu pagar utama itu berkunci dan tidak ada anggota keselamatan bertugas di situ.
Kebimbangan keselamatan
Kawasan takungan itu sendiri dikelilingi oleh empat gunung, 55 bukit dan kawasan hutan simpan. Terdapat banyak sungai dan semua sumber air itu mengalir ke sebuah kawasan tasik yang besar. Ia terletak kira-kira 88km dari Singapura.
“Ia merupakan kawasan tadahan air yang cukup ideal. Ia tidak pernah putus bekalan air. Takungan air tersebut disalurkan ke sebuah loji rawatan air di Senai. Dari situ ia disalurkan ke Singapura,” kata Zaaba.
Bagaimanapun, katanya, apa yang menjadi kebimbangan sekarang ialah keselamatan ribuan rakyat Johor yang tinggal di sekitar kawasan takungan itu.
Jika berlaku kemalangan pada takungan air Linggui, katanya, airnya pasti akan mengakibatkan banjir besar dan ramai yang akan terkorban.
Terdapat banyak isu-isu lain yang berkaitan dengan kawasan takungan Linggiu itu. Ramai aktivis tempatan yang ditemui malaysiakini berkata, tidak banyak yang diketahui mengenai pembinaan kawasan takungan itu serta kerja-kerja penyelenggaraannya sekarang.
“Tidak ada rekod awam mengenai selama manakah kawasan takungan itu akan digunakan dan bayaran-bayaran lain yang dibuat oleh republik itu kepada kerajan negeri Johor,” kata seorang aktivis yang tidak mahu namanya disebut.
Beliau menamah, satu-satu bayaran yang dibuat oleh kerajaan Singapura adalah sebanyak RM320 juta sebagai pampasan bagi kerosakan alam sekitar dan kehilangan kegunaan tanah ekoran pembinaan kawasan takungan itu.
“Kita tidak tahu jika terdapat bayaran lain yang dibuat kerana tidak ada sebarang hitam putih mengenainya,” katanya.
“Kita bimbang kawasan takungan Linggiu telah menjadi kawasan autonomi milik Singapura,” tambahnya.
Kebimbangan yang sama turut dibangkitkan sewaktu sidang Dewan Undangan Negeri (DUN) Johor tahun lalu, tetapi tiada jawapan memuaskan yang diberi oleh kerajaan negeri.
Rekod sidang dewan itu menunjukkan menteri besar meminta tambahan masa untuk menjawab soalan mengenai kawasan takungan itu kerana beliau perlu mendapatkan maklumat terlebih dahulu daripada agensi kerajaan yang berkaitan.
Usaha Malaysiakini untuk mendapatkan maklumat dari pejabat menteri besar mengenai perkara itu juga tidak berhasil.
Jawapan Singapura
Kerja-kerja pembinaan kawasan takungan Linggiu bermula pada 1988 dan siap sepenuhnya pada 1994. Kerajaan Singapura telah menandatangani perjanjian dengan Johor pada 1990 untuk membekalkan air dari kawasan takungan tersebut.
Pelan bagi kawasan takungan itu diwartakan pada 1990, tetapi tidak terdapat sebarang warta kerajaan negeri mengenainya.
Singapura telah menanggung kos pembinaan kawasan takungan itu. Johor memiliknya, tetapi Singapura menanggung semua kos operasinya. Ini adalah tambahan kepada RM320 juta bayaran pampasan yang dibayar kepada Johor pada 1990.
Singapura juga mendapatkan bekalan air dari dua lagi kawasan takungan di Johor – Gunong Pulai dan Sungai Johor. Bagaimanapun, terdapat dokumen-dokumen awam mengenai perjanjian bekalan air bagi kedua-dua kawasan takungan tersebut.
Ketika dihubungi, Lembaga Utiliti Awam Singapura (PUB) – yang mengurus dan menyelenggara kawasan takungan Linggiu – menolak dakwaan bahawa kawasan takungan itu menyumbang kepada kejadian banjir besar di Kota Tinggi.
“Kawasan takungan Linggiu bukan menjadi punca penyumbang kepada banjir tersebut. Malah, ia membantu menakung air hujan di dalam kawasan tadahan,” kata Pengurus Besar PUB, Fam Sui Ling, yang bertanggungjawab terhadap kawasan takungan itu.
“PUB tidak melepaskan sebarang air dari kawasan takungan Linggiu pada 18 Disember 2006 atau sekitarnya,” katanya dalam jawapan melalui emel.
Beliau juga menafikan kawasan takungan itu sudah menjadi milik Singapura.
“Kawasan takungan Linggiu milik kerajaan negeri Johor. PUB mengendalikan operasi kawasan takungan itu di bawah Perjanjian 1990 antara kerajaan negeri Johor dan PUB,” tambahnya.
(Apa isi perjanjiannya?????????)
Subscribe to:
Posts (Atom)